TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Thailand melepaskan salah satu pimpinan demonstrasi dengan jaminan pada Jumat, 23 Oktober 2020.
Jatupat “Pai” Boonpattararaksa berjanji akan terus menggelar aksi demonstrasi menuntut mundur Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha.
“Kita akan terus berupaya mendorong Prayuth agar mundur dengan cara apapun. Saya ingin rakyat bergabung dengan kami melakukan perubahan di negeri ini,” kata Jatupat seperti dilansir Reuters pada Jumat, 23 Oktober 2020.
Jatupat menghadapi beberapa kasus pelanggaran hukum terkait aksi protes yang diikutinya.
Jatupat ditangkap pada 13 Oktober 2020 saat beberapa ratus demonstran terlibat bentrok dengan polisi. Ini terjadi sehari menjelang demonstrasi besar, yang juga mendesak reformasi kerajaan yang dipimpin Raja Maha Vajiralongkorn.
Menurut Jatupat, pengalaman di dalam tahanan hanya mengubah gaya rambutnya yang sekarang berpola cepak. Namun, ini tidak mengubah hati dan tuntutan demonstran.
Polisi telah menangkap puluhan orang termasuk sejumlah pemimpin demonstrasi yang terkenal di Thailand.
Sumber