TEMPO.CO, Jakarta - Pada Rabu parlemen Spanyol mulai berdebat tentang kemungkinan mosi tidak percaya terhadap perdana menteri sosialis Pedro Sanchez karena gagal menangani pandemi Covid-19.
Debat mosi tidak percaya diluncurkan oleh partai sayap kanan Spanyol, Vox, yang dianggap pengamat dan politikus sebagai pergulatan sayap kanan merebut parlemen.
Ada beberapa tuduhan kegagalan yang disebut oleh oposisi terhadap perdana menteri. Vox berpendapat pemerintah minoritas sayap kiri telah gagal dalam penanganan pandemi virus corona. Spanyol memiliki kasus terbanyak di Eropa Barat, yang saat ini mendekati 1 juta kasus dan kini Spanyol berada dalam resesi terburuk sejak perang saudara tahun 1930-an.
Pemungutan suara diharapkan dilakukan pada hari Kamis, tetapi 52 kursi Vox di majelis rendah 350 kursi yang terfragmentasi jauh dari 176 yang dibutuhkan untuk menjatuhkan koalisi yang baru berkuasa pada Januari, mengakhiri periode kelumpuhan yang lama dan pemilihan berulang.
Dikutip dari Reuters, 22 Oktober 2020, oposisi konservatif utama Partai Rakyat (PP), dengan 88 anggota parlemen, telah menepis mosi tidak percaya oleh Vox dan juga mengkritik retorika anti-Eropa selama debat, meningkatkan kemungkinan bahwa Vox akan memberikan suara menentang.
"Ini bukan mosi tidak percaya, ini lelucon. Ketidakbergunaannya membuat pertunjukan sirkus," kata Sekretaris Jenderal PP Teodoro Garcia Egea, meskipun jajak pendapat menunjukkan mayoritas pemilih konservatif mendukung mosi tersebut.
Itu bisa menguntungkan Vox yang anti-imigrasi, ultra-konservatif, yang sudah menjadi kekuatan terbesar ketiga di parlemen.
Mosi tidak percaya atau yang dikenal moción de censura tercantum dalam Konstitusi Spanyol 1978 yang memungkinkan anggota parlemen untuk mengusulkan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan jika usulan didukung sepersepuluh anggota Kongres.
Ini adalah instrumen parlementer di mana Kongres dapat memaksa pengunduran diri presiden. Demikian ini dianggap sebagai proposal konstitusional yang "konstruktif" karena pemungutan suara, dan kemungkinan pergantian pemerintahan, harus didasarkan pada calon alternatif untuk memimpin pemerintahan baru, menurut The Local Espanyol.
Seorang pengantar yang mengenakan masker wajah berdiri di sebelah Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez ketika ia berbicara selama sesi pleno untuk membahas perpanjangan status darurat di tengah wabah penyakit virus corona di Parlemen di Madrid, Spanyol, 6 Mei 2020. [Ballesteros / Pool via REUTERS]
Mosi tidak percaya keempat, dan satu-satunya yang berhasil, dipimpin oleh Perdana Menteri Pedro Sanchez dari Partai Sosialis Spanyol melawan pemerintah PP Mariano Rajoy ketika momentum politik dari kasus korupsi yang melibatkan pemerintah.
Mosi tersebut menempatkan Sanchez sebagai Perdana Menteri dan dia telah menghadapi permusuhan dari kubu sayap kanan, baik PP maupun Vox, sejak hari itu.
Mosi tersebut pada awalnya harus didukung oleh setidaknya 10 persen dari deputi (minimal 35 suara). Suara mosi ini telah didukung oleh 52 deputi Vox dan termasuk Abascal pemimpin partai Vox sebagai kandidat alternatif untuk mengganti Sanchez.
Pemimpin Vox Santiago Abascal berjanji untuk membentuk pemerintahan darurat dan mengadakan pemilihan baru jika dia memenangkan suara mosi tidak percaya, menyebut pemerintahan Spanyol saat ini sebagai yang terburuk dalam setidaknya 80 tahun dan yang terburuk di dunia dalam menangani pandemi.
Dalam tanggapannya yang penuh percaya diri, Pedro Sanchez mengatakan pemungutan suara itu pasti gagal. "Ini bisa menjadi pemungutan suara kecaman yang sangat membantu karena akan berguna untuk melihat mayoritas perwakilan rakyat Spanyol memblokir proyek kebencian, keterkejutan, dan kemarahan mereka," kata Pedro Sanchez kepada parlemen Spanyol.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/uk-spain-politics-confidence/set-to-fail-spanish-no-confidence-vote-shows-divisions-among-right-idUKKBN2762AN
https://www.thelocal.es/20201021/explained-what-you-need-to-know-about-no-confidence-vote-filed-by-spains-far-right-vox