TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi di Thailand terus berlangsung pada Rabu, 22 Oktober 2020 meskipun Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha berjanji bakal mencabut status darurat, yang ditetapkan sejak Kamis pekan lalu.
Demonstran memberi Prayuth tenggat tiga hari sejak kemarin untuk mengundurkan diri. Salah satu pemimpin demonstrasi di Thailand, Tattep Ruangprapaikitseree, mengatakan Prayuth harus tetap mundur meski status darurat di cabut.
Permintaan lain demonstran bisa dibahas di parlemen. “Prayuth harus mundur dan itu adalah cara termudah untuk dilakukan,” kata Ruangprapaikitseree seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu, 21 Oktober 2020.
Sejumlah utusan demonstran menyerahkan rancangan surat pengunduran diri Prayuth. Mereka mengeklaim penyerahan surat ini sebagai keberhasilan.
“Tujuan kami hari ini berhasil. Kami menyerahkan surat ke Prayuth dan perwakilannya menerimanya,” kata Patsaravalee “Mind” Tanakitvibulpo kepada kerumunan massa.
Namun, Tanakitvibulpo mengatakan perjuangan belum berakhir sepanjang dia belum mengundurkan diri.
“Jika dalam tiga hari dia belum mundur, dia akan menghadapi rakyat lagi,” kata dia.
Aksi demonstrasi pada Rabu merupakan rangkaian demonstrasi yang bergulir di Thailand sejak tiga bulan terakhir.
Massa menuntut Prayuth, yang pernah memimpin junta militer selama lima tahun, untuk mundur. Massa juga meminta penyusunan konstitusi baru, yang dinilai menguntungkan Prayuth sehigga dia terpilih sebagai PM pada pemilu 2019.
Massa juga meminta pengurangan kekuasaan kerajaan agar tidak lagi mencampuri urusan penyelenggaraan negara.
Prayuth sempat berbicara kepada rakyat Thailand lewat siaran televisi. Dia berjanji mencabut status darurat di Thailand jika demonstrasi tidak diwarnai kerusuhan.
Prayuth juga mengatakan semua perselisihan harus diselesaikan di parlemen. Mayoritas anggota parlemen terutama majelis tinggi merupakan orang-orang yang dipilih oleh junta militer Thailand sewaktu Prayuth berkuasa.
“Para demonstran telah menyuarakan keinginannya dan pandangannya sudah didengar. Sekarang saatnya menyatukan pandangan mereka dengan pandangan lain di masyarakat,” kata Prayuth, yang telah meminta parlemen Thailand menggelar sidang istimewa.
Sumber
https://www.channelnewsasia.com/news/asia/thailand-prayut-lift-emergency-measures-protests-13330856