TEMPO.CO, Jakarta - Pemberontak dari Myanmar sebelah barat menyatakan sebagai pihak bertanggung jawab atas penculikan tiga orang kandidat dari partai penguasa di negara bagian Rakhine. Pelaku menuntut pembebasan pengunjuk rasa mahasiswa yang ditahan dengan imbalan membiarkan sandera pergi.
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mengatakan, korban penculikan merupakan dua orang perempuan dan satu laki-laki. Mereka diculik pada Rabu pekan lalu saat berkampanye di Rakhine sebelum pemilihan 8 November. Adapun NLD belum memutuskan apakah akan menuruti kemauan pelaku atau tidak.
"Jika mereka mengajukan tuntutan dengan cara ini, akan sulit bagi kami untuk memenuhinya," kata Myo Nyunt, anggota komite eksekutif pusat NLD, dikutip dari Reuters, Selasa, 20 Oktober 2020.
Wilayah Myanmar barat, tempat sebagian besar kursi parlemen dipegang NLD, memang tengah dilanda pemberontakan yang meningkat tahun ini. Tentara Arakan (AA), kelompok pemberontak yang memerangi pasukan pemerintah di sana, menginginkan otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat yang dipimpin Aung San Suu Kyi.
Konflik tersebut tak ayal memakan banyak korban. Puluhan ribu orang bahkan mengungsi sejak pertempuran dimulai pada awal 2019. Puluhan orang tewas.
Baca juga:
Serikat Pelajar Arakan mengatakan empat anggotanya telah ditahan pada hari Senin setelah berbaris melalui ibu kota negara bagian Sittwe memegang spanduk yang mengkritik pemerintah dan militer. Beberapa siswa lain telah ditangkap setelah protes serupa dalam beberapa pekan terakhir.
AHMAD FAIZ | REUTERS
https://www.reuters.com/article/us-myanmar-rakhine/myanmar-insurgents-say-they-kidnapped-ruling-party-candidates-idUSKBN2741VI