TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump menyampaikan bahwa dirinya berniat mengeluarkan Sudan dari daftar negara penyokong teroris. Hal tersebut menyusul adanya pergantian kekuasaan di Sudan. Walau begitu, Donald Trump memiliki syarat khusus untuk hal tersebut.
Dikutip dari kantor berita CNN, Donald Trump meminta Sudan untuk lebih dulu membayar uang ganti rugi senilai US$335 juta untuk korban terorisme di Kedubes AS Tanzania serta Kenya pada 1998. Jika hal itu sudah dipenuhi, maka dirinya akan memutihkan Sudan. Sejauh ini, kata Donald Trump, Sudan sudah setuju.
"Kabar gembira. Pemerintahan baru di Sudan setuju untuk membayar ganti rugi US$335 juta untuk korban serangan terorisme. Begitu uang didepositkan, saya akan keluarkan Sudan dari daftar penyokong teroris," ujar Donald Trump, Senin waktu Amerika, 20 Oktober 2020.
Kesepakatan tersebut bisa membawa dampak positif ke masing-masing pihak. Jika Sudan keluar dari daftar hitam Amerika, maka mereka bisa kembali mencari pinjaman internasional untuk memulihkan perekonomiannya.
GREAT news! New government of Sudan, which is making great progress, agreed to pay $335 MILLION to U.S. terror victims and families. Once deposited, I will lift Sudan from the State Sponsors of Terrorism list. At long last, JUSTICE for the American people and BIG step for Sudan!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 19, 2020
Sementara itu, untuk Amerika, mereka jadi memiliki daya tawar lebih untuk mendorong Sudan normalisasi hubungan dengan Israel. Donald Trump berambisi untuk melakukan normalisasi hubungan sebanyak mungkin, yang merupakan bagian dari agenda perdamaian Timur Tengah, sebelum Pilpres Amerika.
Kepala Dewan Kedaulatan Sudan, Jenderal Abdel-Farrah Burhan, mengapresiasi tawaran Donald Trump. Menurutnya, apa yang ditawarkan Donald Trump merupakan langkah konstruktif untuk memperbaiki situasi di Sudan. Di sisi lan, kata Burhan, hal itu juga melengkapi pergantian kepemimpinan yang baru saja terjadi di Sudan.
Sebagai catatan, Sudan mengalami krisis demokrasi dan ekonomi beberapa thaun terakhir. Puncaknya, tahun lalu, Militer Sudan menjungkirkan kepemimpinan Omar al-Bashir pada April 2019. Sekarang, Pemerintahan Sudan dipimpin oleh Militer-Sipil hingga pemilu berikutnya tahun 2022.
Hal senada disampaikan oleh Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok. Ia menyebut tawaran Amerika melengkapi langkah Sudan menuju pemerintahan yang lebih baik. "Kita akan membuang peninggalan terburuk Sudan yaitu rezim yang gagal," ujar Hamdok.
Belum diketahui timeline dari pembayaran ganti rugi tersebut, apakah tunai atau secara bertahap menimbang kondisi perekonomian Sudan.
ISTMAN MP | CNN | ARAB NEWS
https://edition.cnn.com/2020/10/19/politics/sudan-state-sponsor-of-terrorism-list-trump/index.html
https://www.arabnews.com/node/1751206/world