TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berencana untuk mengundurkan diri pada musim semi tahun depan karena mengeluh gajinya tidak cukup, menurut anggota parlemen Inggris seperti dilaporkan The Mirror pada Sabtu.
Anggota parlemen Inggris atau Tory mengklaim Boris Johnson mengeluh dirinya tidak bisa hidup dengan gaji perdana menteri 150.402 poundsterling (Rp 2,8 miliar) per tahun.
Namun, kata anggota parlemen, Johnson ingin menjabat selama enam bulan untuk menyelesaikan Brexit dan melihat Inggris keluar dari wabah virus corona.
Menurut The Mirror, 17 Oktober 2020, Boris Johnson disebut iri dengan pendahulunya, Theresa May, yang mendapat 1 juta poundsterling (Rp 19 miliar) lebih dari pendapatan ceramah dan penampilan di depan publik sejak berhenti menjadi perdana menteri tahun lalu.
Dan rupanya Boris Johnson yakin bisa melebihi pendapatan May setidaknya dua kali lipat. Sesaat sebelum menempati kediaman resminya di Downing Street No. 10 dia menghasilkan 160.000 poundsterling (Rp 3 miliar) dalam satu bulan dari dua pidato. Dia juga dibayar 23.000 poundsterling (Rp 438 juta) sebulan untuk menulis di kolom surat kabar secara berkala.
"Boris memiliki setidaknya enam anak, beberapa cukup muda untuk membutuhkan bantuan keuangan," kata seorang anggota parlemen yang tidak disebut identitasnya. "Dan dia harus membayar mantan istrinya, Marina Wheeler, sebagai bagian dari kesepakatan perceraian mereka."
Boris Johnson juga memiliki rencana pendidikan masa depan putranya yang berusia enam bulan. Mengirimnya ke sekolah lamanya Eton akan menelan biaya 42.500 poundsterling (Rp 810 juta) setahun.
Mantan Perdana Menteri Inggris lainnya, David Cameron, mendapat sekitar 120.000 poundsterling (Rp 2,28 miliar) untuk pidato dan Tony Blair diperkirakan memiliki penghasilan bernilai 22 juta poundsterling (Rp 420 miliar) dari memberi kuliah dan konsultasi.
Anggota parlemen mengatakan meski Johnson ingin menjadi perdana menteri, dia tidak begitu tertarik untuk benar-benar melakukan pekerjaan itu.
Saat ini ada lima kandidat potensial yang digadang akan menggantikan posisi Boris Johnson sebagai perdana menteri Inggris jika dia mundur.
Lima pesaing di antaranya Kanselir Rishi Sunak, Menteri Luar Negeri Dominic Raab, Kepala Kabinet Michael Gove, mantan Menteri Kesehatan Jeremy Hunt dan mantan Menteri Pertahanan Penny Mordaunt.
Sejauh ini kandidat favorit adalah Rishi Sunak karena ia telah memberikan uang tunai bantuan Covid-19 sebesar 300 miliar poundsterling (Rp 5.722 triliun).
Gove akan mendapat dukungan dari ajudan utama Boris Johnson, Dominic Cummings, yang menjadi penasihatnya ketika dia menjadi menteri pendidikan.
Sebagai Menteri Pertama dan Kabinet No. 2, Raab mendapatkan keuntungan karena telah melakukan pekerjaan Boris Johnson ketika dia cuti sakit karena Covid-19 tahun ini.
Tapi Jeremy Hunt tidak putus asa. Meskipun kalah dalam kontes kepemimpinan tahun lalu, Jeremy Hunt terlihat mencari dukungan di antara anggota parlemen Inggris di House of Commons, untuk merebut posisi Boris Johnson.
Sumber:
https://www.mirror.co.uk/news/politics/boris-johnson-plans-resign-next-22863780#ICID=Android_TMNewsApp_AppShare