TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menargetkan pemerintahan barunya akan terbentuk dalam 3 pekan. Hal tersebut menyusul kemenangan Partai Buruh pada Pemilu Selandia Baru pekan ini.
Walau sudah menargetkan kapan pemerintahan barunya akan diungkap ke publik, Jacinda Ardern tidak memberi bocoran soal susunannya. Dengan kata lain, ia tidak ingin mengungkapkan apakah dirinya akan membentuk koalisi atau tidak dalam penyusunan pemerintahan baru. Ia hanya menyatakan segala kemungkinan dikaji.
"Karena masih ada tiga pekan sampai hasil akhir dinyatakan secara resmi, ekspektasi saya pemerintahan baru sudah terbentuk dalam periode tersebut," ujar Ardern, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 18 Oktober 2020.
Diberitakan sebelumnya, Jacinda Ardern memberikan kemenangan terbesar yang pernah diraih Partai Buruh dalam 50 tahun terakhir. Partai beraliran kiri tersebut memenangkan 64 dari 120 kursi yang ada di Parlemen Selandia Baru. Angka itu jauh meninggalkan kompeitor-kompetitor mereka seperti Partai Hijau (10 kursi), ACT (10 kursi) dan Partai Nasional (35 kursi).
Dengan kemenangan dominan tersebut, tak hanya Jacinda Ardern kembali menjadi PM Selandia Baru, dia juga jadi memiliki hak untuk membentuk pemerintahan tanpa koalisi. Perolehan kursi yang dimiliki membuat Partai Buruh dan Jacinda Ardern cukup kuat untuk berdiri sendiri.
Meski mampu berdiri sendiri, membangun koalisi adalah hal umum di Politik Selandia Baru. Hal itu untuk menjaga konsensus. Jika Jacinda Ardern dan Partai Buruh memutuskan untuk membentuk koalisi, maka sekutu terdekat mereka adalah Partai Hijau dan Partai Nasional.
"Saya selama ini dianggap sebagai pembangun konsensus. Namun, saya juga harus menimbang mandat dari Partai Buruh. Saya telah katakan kepada Partai Hijau bahwa perlu berbicara pekan depan," ujar Jacinda Ardern soal potensi melanjutkan koalisi.
Kemenangan Jacinda Ardern di Pemilu Selandia Baru tak lepas dari keberhasilannya mengendalikan Pandemi COVID-19. Memakai motto "Go Hard, Go Early", Jacinda Ardern menerapkan kebijakan ketat lebih awal dibanding mayoritas negara-negara lain di dunia. Keputusannya membuat pandemi COVID-19 lebih dulu terkendali di Selandia Baru.
Per berita ini ditulis, hanya ada 25 kematian dan 1500 kasus akibat COVID-19 di Selandia Baru.
ISTMAN MP | REUTERS