TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Israel mengatakan akan mulai melonggarkan lockdown Covid-19 setelah mengalami penurunan jumlah kasus baru harian secara stabil.
Pemerintah juga akan mempertimbangkan pembukaan kembali situs suci di Yerusalem.
Mayoritas ekonomi masih akan ditutup. Namun, pemerintah mulai mengizinkan bisnis yang tidak melayani pelanggan secara langsung, sekolah perawat dan taman kanak-kanak serta taman nasional dan pantai untuk kembali buka.
Menteri Kesehatan mengatakan akan mulai menyusun panduan pembukaan situs suci bagi umat Yahudi, Nasrani dan Muslim di Kota Tua Yerusalem kepada sekelompok kecil peziarah.
Israel menerapkan lockdown pertama Covid-19 pada pertengahan Maret dan akhir Mei, yang berhasil mengurangi jumlah kasus Covid-19.
Namun, jumlah kasus baru Corona kembali bertambah setelah bisnis dan sekolah buka. Pada suatu titik, jumlah kasus Covid-19 mencapai 9 ribu kasus per hari dari populasi 9 juta orang.
Pada 18 September 2020, seluruh negara kembali menjalani lockdown. Sejak itu, para pejabat mengakui mereka telah melonggarkan pembatasan kegiatan publik terlalu cepat pada lockdown pertama. “Sekarang mereka mengambil langkah yang lebih bertahap,” begitu dilansir Reuters.
Pemerintah tettap menutup sekolah. Mayoritas kegiatan publik dan swasta juga tutup sehingga menambah jumlah pengangguran. PM Netanyahu mengatakan sejumlah pembatasan bakal berlangsung selama beberapa bulan.
Israel mencatat sekitar 1,608 kasus baru Covid-19 pada Kamis pekan ini. Ada total 301,389 kasus di Israel dan 2,139 orang meninggal karena pandemi Covid-19 ini.
Sumber