TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan lembaga intelijen Inggris, MI5, mengatakan negaranya berupaya melindungi riset dan produksi vaksin Covid-19 terhadap kekuatan jahat yang mencoba mencuri atau menyabotase.
Kelompok jahat ini mencoba mengambil keuntungan dari vaksin yang bisa memberikan imunitas bagi tubuh manusia dari paparan Covid-19.
“Jelas, keuntungan global dari penggunaan vaksin pertama terhadap virus mematikan ini adalah besar. Jadi kami memperkirakan sejumlah pihak secara global bakal tertarik terhadap riset ini,” kata Ken McCallum, direktur jenderal Dinas Keamanan MI5, seperti dilansir Reuters pada Rabu, 14 Oktober 2020.
Kandidat vaksi buatan Universitas Oxford, yang telah terlisensi kepada AstraZeneca, berada pada tahap akhir uji coba. Sedangkan vaksin yang dibuat oleh Imperial College London merupakan berada pada tahap uji klinis awal.
McCallum menjabat posisinya sejak Maret 2020 saat Inggris sedang melakukan lockdown nasional. Dia mengatakan ada sejumlah ancama terhadap proses produksi vaksin.
“Saya kira ada dua hal yang perlu kita perhatikan: upaya untuk mencuri hak kekayaan intelektual unik yang dihasilkan dari riset itu, atau upaya mengganggu data hasil riset,” kata dia.
Menurut McCallum, ada risiko hasil riset yang kredibel mendapat serangan sehingga diragukan hasilnya.
Menurut Pusat Keamanan Siber Nasional atu NCSC mengatakan sejumlah peretas yang didukung Rusia atau hacker Rusia mencoba mencuri formula vaksin Covid-19 dan riset perawatan dari lembaga akademik dan farmasi di seluruh dunia.
Sumber