TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengatakan negaranya merasa senang pemerintah Irak meningkatkan penjagaan kantor kedutaan besar di Baghdad dari serangan kelompok milisi Syiah dukungan Iran.
Namun, Pompeo belum menjelaskan soal rencana Washington untuk menutup kantor kedubesnya di sana.
“Kita merasa senang Irak melakukan lebih untuk meningkatkan keamanan bagi tim kami di sana,” kata Pompeo dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters pada Rabu, 14 Oktober 2020.
Washington, yang mulai mengurangi secara bertahap lima ribu pasukannya di Irak, mengancam akan menutup kantor kedubesnya di sana pada September.
Ini akan dilakukan kecuali jika pemerintah Irak berhasil mengendalikan milisi pro-Iran yang beroperasi di sana dan menyerang kepentingan AS dengan roket dan bom pinggir jalan.
Juru bicara kelompok Kataib Hizbullah, yang merupakan salah satu kelompok milisi paling kuat di Iran di Irak, mengatakan mereka telah menghentikan serangan roket ke arah pasukan AS pada Ahad pekan lalu.
Ini dengan syarat pemerintah Irak memberikan jadwal penarikan pasukan AS dari sana.
Soal pernyataan milisi ini, Pompeo mengatakan,”Kita melihat ada kelompok milisi jahat yang berjanji tidak melanggar kedaulatan rakyat Irak dan tidak mengincar diplomat AS yang bertugas di sana untuk membantu rakyat Irak.”
Peringatan AS ini menimbulkan kekhawatiran di Irak, yang menanggapinya sebagai langkah menuju serangan udara. Ini bisa mengubah Irak menjadi lokasi pertempuran proksi antara AS dan Iran. Sejumlah politikus meminta kelompok milisi berhenti memprovokasi AS.
Sumber: