TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia mengeluarkan seruan baru kepada pemerintah Armenia dan Azerbaijan untuk berhenti bertempur di sekitar area pegunungan Nagorno-Karabakh.
Ini terjadi setelah kedua negara bekas anggota Uni Sovyet itu menuding satu sama lain melanggar gencatan senjata baru pada Rabu, 14 Oktober 2020.
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan, yang dihuni mayoritas etnis Armenia dan berusaha memisahkan diri sejak 1990an.
“Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, meminta ini lewat sambungan telepon kepada menhan Azerbaijan dan Armenia,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 14 Oktober 2020.
Shoigu meminta kedua negara memenuhi komitmennya secara penuh yang dibuat lewat gencatan senjata yang dimediasi Rusia di Moskow pada Sabtu pekan lalu. Kedua negara membantah melakukan pelanggaran kesepakatan gencatan senjata.
Namun, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengatakan pasukan militer negaranya terus melanjutkan operasi militer.
Kemenhan di Nagorno-Karabakh menuding pasukan Azeri menyerang menggunakan artileri dan roket di sejumlah daerah.
Sedangkan pejabat pertahanan di area itu mengatakan pasukannya telah menembak jatuh jet tempur Su-25 milik Azerbaijan. Namun, militer Azerbaijan membantah ini.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuding pasukan Armenia menyerang posisi pasukannya di wilayah garis kontak yang memisahkan kedua pasukan.
Kemenhan Azerbajian juga menyebut sejumlah daerah di wilayahnya seperti Terter, Aghdam, Aghjabedi terkena serangan artileri. Serangan itu, menurut kantor jaksa setempat, menewaskan seorang warga sipil dan melukai beberapa orang termasuk seorang jurnalis dari negara itu.
Sumber
https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan/russia-appeals-to-armenia-and-azerbaijan-over-nagorno-karabakh-ceasefire-idUSKBN26Z11E?il=0