TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Hak Asasi Manusia Israel, B'Tselem, melaporkan tentang seorang pria Palestina yang mogok makan hampir 80 hari lamanya dan saat ini sekarat.
B'Tselem dalam pernyataannya kemarin, 12 Oktober 2020 menjelaskan , pria Palestina bernama Maher Al-Akhras, 49 tahun mogok makan sejak ditangkap aparat Israel pada akhir Juli 2020.
Dilansir dari Al Jazeera, Al-Akhras ditangkap di dekat Nablus dan ditempatkan dalam “penahanan administratif”, yakni tempat penahanan warga Palestina tanpa dakwaan.
Al-Akhras, menikah dan memiliki enam anak mogok makan untuk memprotes kebijakan Israel menangkap dan menahan dirinya dengan tuduhan sebagai jaringan dari kelompok bersenjata. Sebelumnya dia sudah beberapa kali ditangkap Israel.
Penangkapan Al-Akhras mendapat perhatian sekitar 40 warga Palestina dengan melakukan unjuk rasa di Ramallah, Tepi Barat kemarin.
Seorang pengunjuk rasa, Khader Adnan meminta lembaga internasional dan para pemimpin Palestina untuk menekan Israel atas penangkapan dan penahanan Al-Akhras.
“Lakukan lebih banyak dalam beberapa jam mendatang.Kami berada di tahap kritis, “kata Adnan.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh bersuara dengan menuntut pembebasan segera Al-Akhras, seperti dilansir dari kantor berita WAFA.
Al-Akhras yang mogok makan dipindahkan pada awal September 2020 lalu ke Kaplan Medical Center, di selatan Tel Aviv, Israel. Pengacaranya telah mengajukan banding pada beberapa kesempatan ke Mahkamah Agung Israel untuk pembebasannya, termasuk pada sidang kemarin.
Pengadilan tinggi Israel mengatakan kasus tersebut masih dalam peninjauan, menurut ringkasan sidang yang dilihat oleh kantor berita AFP.
Palestina dan kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan penahanan administratif yang diwarisi dari mandat Inggris, melanggar hak untuk proses hukum karena mereka untuk waktu yang lama ditahan tanpa dituntut, diadili, atau dihukum.
“Penahanan administratif adalah kejahatan dan harus diakhiri. Kami meminta Israel bertanggung jawab penuh atas hidupnya dan menyerukan pembebasannya segera, “kata Qadura Fares, dari Klub Tahanan Palestina pekan lalu.
Laporan B'Tselem mencatat ada sekitar 355 warga Palestina ditahan di bawah perintah penahanan administratif pada Agustus tahun ini, termasuk dua anak di bawah umur.
FARID NURHAKIM | AL JAZEERA
Sumber:
https://www.aljazeera.com/news/2020/10/12/palestinian-on-hunger-strike-in-israeli-jail-on-verge-of-death