TEMPO Interaktif, Helsinki: Mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisarii (71 tahun) diumumkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2008, atas usahanya membawa keamanan di negara-negara bergolak di Indonesia (Aceh), Kosovo, dan Namibia. Demikian seperti yang dilansir kantor berita AFP, Jumat (10/10).
Bagi Indonesia sepak terjangnya bukan hal baru. Ahtisarii pertama kali diminta untuk menengahi konflik Aceh pada Februari 2004. Ia membutuhkan sekitar delapan bulan untuk menyelesaikan naskah kesepahaman Helsinki.
Dia pun dianggap aktor utama di balik penandatanganan perjanjian damai antara GAM dan pemerintah Indonesia pada 15 Agustus 2005. Atas perannya itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Utama pada 18 Agustus 2006 di Istana Merdeka, Jakarta.
Seperti yang dikutip dari Wikipedia, ia memimpin lembaga internasional Crisis Management Initiative sejak 2000. Ahtisarii melanglang buana ke mana-mana untuk mengupayakan penyelesaian konflik.
Lelaki ini pernah mempertemukan Viktor Chernomyrdin dengan Slobodan Milosevic untuk mengakhiri pertikaian di Kosovo pada 1999.
Bobby Chandra