TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar sepuluh juta pemilih telah menyalurkan suara terkait pelaksanaan pemilu Amerika pada 3 November 2020. Jumlah ini jauh lebih banyak dari pada jumlah pemilih awal pada 2016.
Data yang dikumpulkan Proyek Pemilu AS menunjukkan total jumlah suara pada pemilu Amerika 2020 bakal cukup besar.
“Sebagai pembanding, jumlah pemilih awal pada 16 Oktober 2016 sebanyak sekitar 1,4 juta suara,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 13 Oktober 2020.
Data dari Proyek Pemilu AS menunjukkan jumlah surat suara di lima negara bagian yaitu Minnesota, Dakota Selatan, Vermon, Virginia, dan Wisconsi, telah melewati 20 persen dari total surat suara pada 2016.
Pada Senin malam, sekitar 10,4 juta pemilik suara di AS telah menggunakan hak suaranya seperti dilansir pusat informasi pemilu di Universitas Florida.
Lonjakan jumlah surat suara itu terjadi di tengah merebaknya pandemi Covid-19. Ini membuat lonjakan pengiriman surat suara lewat layanan pengiriman surat terutama bagi pendukung Partai Demokrat.
Saat ini, otoritas kesehatan AS mencatat ada sekitar 7,8 juta kasus Covid-19 dengan jumlah korban jiwa sebanyak 214 ribu orang. Jumlah korban yang berhasil sembuh adalah sekitar 3,1 juta orang.
Sebelum ini, Presiden AS, Donald Trump, sempat membuat pernyataan yang membingungkan publik soal pengiriman suara lewat layanan surat.
Dia berulang kali membuat tuduhan tanpa dasar soal kecurangan meluas menjelang pemungutan suara melawan rivalnya yaitu kandidat calon Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.
Sumber
https://www.reuters.com/article/us-usa-election-early-voting/more-than-10-million-early-votes-in-u-s-presidential-election-study-idUSKBN26Y0BY