TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi rap Kanye West belum menyerah untuk bisa ikut dalam Pilpres Amerika 2020. Hari Senin, waktu Amerika, ia meluncurkan video kampanye pertamanya dengan harapan masih bisa ikut berdebat dengan inkumben Presiden Amerika Donald Trump dan Capres Partai Demokrat Joe Biden.
Video kampanye pertama Kanye west menekankan pada unsur agama. Ia berkata, dengan mengandalkan keimanan, maka warga Amerika bisa bangkit dari keterpurukan, menjadi orang baik, untuk kembali mebawa Amerika ke masa jayanya.
"Seperti yang Tuhan inginkan terhadap kita," ujar Kanye West dalam videonya, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 13 Oktober 2020.
Kanye West pertama kali menyatakan keinginannya untuk ikut serta dalam Pilpres Amerika 2020 pada Juli lalu. Ia mengawalinya dengan serangkaian pernyataan di akun media sosialnya yang diakhirnya dengan pernyataan ia siap menjadi Presiden Amerika berikutnya.
Tidak banyak yang menganggap Kanye West benar-benar serius ingin menjadi Presiden Amerika. Untuk bisa ikut dalam Pilpres Amerika saja, secara matematis, sudah sangat susah karena ia jauh tertinggal.
Proses Pilpres Amerika yang digelar via pos pun sudah digelar di beberapa negara bagian. Satu-satunya cara agar dia bisa menjadi Presiden Amerika hanya apabila warga memasukkan namanya dalam surat suara.
Menurut sejumlah analis, jika Kanye West memang bisa menarik masa dalam waktu pendek, maka yang paling dirugikan sesungguhnya Joe Biden. Sebab, target pemilih yang diincar Joe Biden sama dengan Kanye West: Minoritas.
Sejauh ini, Kanye West sudah menghabiskan US$5,8 juta untuk kampanye yang sebagian besar dari dana pribadi. Dalam kampanyenya yang sporadis, ia menekankan pada reformasi peradilan, pengurangan utang pelajar, dan pembenahan sistem pendidikan agar menjadi lebih inklusif.
ISTMAN MP | REUTERS | THE HILL
https://in.reuters.com/article/us-usa-election-kanye-west-idUSKBN26X2OS