TEMPO.CO, Jakarta - Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa mendukung pemberian sanksi kepada Rusia atas kasus percobaan pembunuhan terhadap Alexei Navalny. Hal itu menyusul pemaparan Jerman dan Prancis pada pertemuan menteri luar negeri Eropa di Luxembourg.
Dalam kesempatan tersebut, Jerman dan Prancis sama-sama menjelaskan bahwa Rusia gagal memberikan penjelasan kredibel soal kasus Alexei Navalany. Misalnya, soal kenapa racun syaraf Novichok bisa sampai berakhir di tubuh Alexei Navalny. Apalagi, menurut lembaga Pengawasan Senjata Kimia, Novichok adalah racun era Soviet yang sudah dilarang beredar.
"Jerman dan Prancis mengajukan penerapan sanksi terhadap figur-figur tertentu yang kami yakini terlibat dalam kasus ini," ujar Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 13 Oktober 2020.
Sikap Jerman dan Prancis tersebut menunjukkan menguatnya komitmen mereka untuk menghukum Rusia. Sebelumnya, ketika agen ganda dari Inggris Sergei Skripal diracun juga oleh Rusia, butuh setahun bagi Uni Eropa untuk menetapkan sanksi.
Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg, yang biasanya dekat dengan Rusia, menunjukkan sikap yang sama. Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa diam saja terkait kasus Alexei Navalny dan menganggap Rusia telah gagal menunjukkan bukti tidak terlibat dalam kasus itu.
Seorang diplomat Uni Eropa, yang enggan disebutkan namanya, menambahkan bahwa sanksi untuk Rusia mendapat dukungan dari 27 menteri luar negeri. Bentuk sanksi yang dipertimbangkan adalah pembekuan aset serta larangan berpergian di Eropa untuk sejumlah pejabat dan agen intelijen Rusia.
Menanggapi ancaman sanksi dari Uni Eropa, anggota Parlemen Rusia Vladimir Dzhabarov menyatakan negaranya bisa membalas dengan sanksi serupa. Dan, ia kembali menegaskan bahwa Rusia tidak terlibat dalam upaya pembunuhan Alexei Navalny.
Sebagai catatan, nyawa Alexei Navalny nyaris melayang pada akhir Agustus lalu gara-gara diracun. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan ke Rusia dari Serbia. Beruntung bagi Navalny, pesawat yang ia tumpangi bisa mendarat darurat untuk melarikannya ke rumah sakit. Dari sana, ia kemudian dirujuk ke Jerman di mana para dokter mengkonfirmasi bahwa ia telah diracun dengan Novichok.
ISTMAN MP | REUTERS