TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Iran berencana mewajibkan pemakaian masker wajah di sejumlah kota besar setelah menerapkannya di Ibu Kota Teheran untuk menekan penyebaran pandemi Covid-19.
Menteri Kesehatan Iran mengatakan ini setelah kepala nuklir negara itu terpapar Covid-19. Pemakaian masker wajah menjadi wajib di Teheran pada Sabtu pekan ini.
Presiden Hassan Rouhani mengatakan para pelanggar akan dikenai denda seiring upaya negara itu menangani gelombang ketiga Covid-19.
“Kita telah meminta polisi dan relawan basij dan lembaga lain untuk menerapkan ini. Dan mengenakan sanksi lebih keras kepada setiap pelanggaran,” kata Saeed Namaki, menteri Kesejahteran, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 11 Oktober 2020.
Namaki mengatakan kebijakan ini mulai diterapkan di Teheran dan akan berlanjut ke sejumlah kota besar dalam beberapa pekan.
Media Iran juga melansir Ali Akbar Salehi, kepala Organisasi Energi Atom Iran, terbukti positif Covid-19. Kondisinya relatif baik dan terus memantau kegiatan organisasi.
Sedangkan Mohammad-Baqer Nobakht, wakil Presiden urusan perencanaan ekonomi, mengatakan terbukti positif Covid-19.
Dua orang wakil Presiden Iran juga telah terpapar Covid-19. Dua pejabat senior telah meninggal karena terpapar pandemi ini.
Saat ini, otoritas kesehatan Iran mencatat ada 500 ribu lebih kasus dengan 28,293 korban meninggal. Sebanyak lebih 3,800 kasus Covid-19 pada Ahad. Otoritas mencatat 251 orang meninggal sehingga totalnya menjadi 28,544 orang pada Ahad.
Jumlah kasus Covid-19 secara global mencapai 37, 2 juta kasus lebih dengan lebih satu juta orang meninggal seperti dilansir situs Johns Hopkins University.
Sumber
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-iran/iran-plans-to-expand-face-mask-mandate-beyond-capital-idUSKBN26W0G9?il=0