TEMPO.CO, Jakarta - Kontras dengan Presiden Amerika Donald Trump, Capres Joe Biden mendukung langkah penyelenggaraan Debat Capres AS secara virtual. Hal itu disampaikan oleh tim kampanye Joe Biden yang menambahkan bahwa mereka siap mematuhi format yang ada.
"Joe Biden sungguh menanti momen di mana ia bisa berbicara langsung dengan warga Amerika dan membandingkan program kerjanya untuk membangun kembali Amerika dengan kegagalan kepemimpinan Trump," ujar Deputi Manajer Kampanye Joe Biden, Kate Bedingfield, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 8 Oktober 2020.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Penyelenggara Debat Pilpres Amerika memutuskan untuk melaksanakan debat secara virtual. Hal itu untuk menjamin keamanan setiap kontestan dan pihak-pihak terlibat lainnya. Adapun keputusan itu merespon munculnya kasus COVID-19 di lingkaran Pemerintah Amerika yang salah satunya dialami Donald Trump sendiri.
Walau debat akan digelar secara virtual, format dari debat itu sendiri tidak akan berubah banyak. Seperti debat presiden 4 tahun yang lalu, debat kedua ini akan tetap memperbolehkan publik untuk mengajukan pertanyaan kepada kedua kontestan walaupun secara virtual.
Hal yang belum jelas adalah soal di mana lokasi Donald Trump dan Joe Biden selama debat nanti, apakah di lokasi khusus atau tidak. Komisi tidak memberikan penjelasan. Mereka hanya menyatakan bahwa warga (dalam jumlah terbatas) dan moderator Steve Scully akan dikumpulkan di satu tempat khusus.
Donald Trump menolak Debat Capres AS digelar virtual. Menurutnya, hal itu tidak bisa diterima. Jika dirinya masih sakit karena COVID-19, kata Donald Trump, dirinya tak akan mempermasalahkan Debat Capres AS virtual. Namun, karena dirinya dan Joe Biden sama-sama sehat, menurutnya tak ada alasan kuat untuk tidak menggelar debat secara langsung.
"Hal itu tidak bisa diterima...Saya tidak mau mengikuti debat virtual," ujar Donald Trump. Donald Trump menambahkan bahwa dia khawatir debat virtual memungkinkan moderator untuk memutus paparannya.
Sebagai catatan, Debat Capres AS pertama berlangsung kacau, penuh dengan interupsi dan makian. Dalam satu kesempatan, Joe Biden sampai menyebut Donald Trump "badut" karena kerap menyela paparannya. Hal itu mendorong Komisi Penyelenggara Debat Pilpres Amerika untuk mengkaji ulang pelaksanaan debat agar kejadian serupa tak terulang.
ISTMAN MP | REUTERS