TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Kuwait terbaru, Sheikh Meshal al-Ahmad al-Sabah bersumpah akan tetap menjaga perdamaian dan demokrasi di negaranya. Hal itu ia sampaikan usai Parlemen Kuwait bersuara bulat untuk merestui mantan Kepala Pasukan Keamanan Nasional Kuwait tersebut sebagai Putra Mahkota yang baru.
"Kuwait akan tetap memegang teguh komitmen regional dan internasionalnya soal perdamaian dan penerapan demokrasi," ujar Sheikh Meshal, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 8 Oktober 2020.
Seperti diberitakan sebelumnya, pengangkatan Sheikh Meshal merupakan satu bagian dari pengangkatan Emir Kuwait yang baru, Sheikf Nawaf al-Ahmad. Adapun Sheikh Meshal sendiri adalah saudara kandung dari Sheikh Sabah, Emir sebelumnya yang meninggal pada Kamis pekan lalu.
Oleh beberapa diplomat, penunjukkan Sheikh Meshal sebagai Putra Mahkota yang baru adalah langkah strategis dari Sheikh Nawaf. Selain untuk memperkuat peran keluarga Sheikh Sabah di pemerintahan, hal itu juga untuk langkah jaga-jaga misalkan dirinya tidak bisa bertahan lama di posisi Emir karena usianya yang sudah tua.
Adapun Sheikh Meshal dan Sheikh Nawaf diprediksi akan berfokus pada isu-isu domestik. Beberapa di antaranya terkait pemilu legislatif yang akan datang serta upaya Kuwait untuk memperbaiki perekonomiannya. Kerap terjadinya pepercahan antara Kabinet dan Parlemen Kuwait ditengarai menjadi salah satu pemicu kenapa investasi dan perbaikan ekonomi di Kuwait mandeg.
"Kami berada di periode yang sulit, yang tidak bisa menerima perpecahan. Menjaga kesatuan nasional, saat ini, ada masalah serius dan tanggng jawab bersama," ujar Perdana Menteri Kuwait, Sheikh Sabah al-Khalid, menanggapi komitmen dari Sheikh Meshal.
ISTMAN MP | REUTERS