TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan dikabarkan tanpa sengaja membocorkan kemampuan intelijennya ke Korea Utara pada akhir September lalu. Hal itu terjadi ketika anggota parlemen dari partai oposisi People's Power, Joo Ho-young, membuka data intelijen ke publik soal penembakan pembelot Korea Selatan di Korea Utara. Gara-garanya, data yang diungkap terlalu detil, termasuk keterangan bahwa data itu didapat dari menyadap.
Kim Byung-joo, anggota Parlemen Korsel pro pemerintah dan pensiunan jenderal, berpendapat berbeda. Ia menyakini Ho-young sengaja membuka data intelijen itu ke publik. Tujuannya, menurut ia, untuk merusak reputasi Presiden Moon Jae-in yang tengah berupaya menjaga hubungan dengan Korea Utara agar tidak terjadi peperangan.
"Membuka data yang didapat dari intelijen Korea Selatan ke publik berpotensi mendorong Korea Utara untuk mengubah komunikasinya demi menghindari penyadapan," ujar Byung-joo, dikutip dari CNN, Senin, 5 Oktober 2020.
Byung-joo menjelaskan, keyakinannya tersebut didasarkan pada kritik oposisi yang merasa Moon Jae-in gagal menjaga perdamaian dengan Korea Utara. Walau Moon Jae-in dan Pemimpin Agung Korea Utara Kim Jong Un sudah pernah bertemu pada 2018 lalu, hal itu tidak menghasilkan kesepakatan damai jangka panjang.
Sebagai gambaran, situasi Korea Utara dan Korea Selatan memanas beberapa bulan terakhir. Hal itu dipicu aksi pembelot Korea Utara yang secara konsisten memprovokasi warga di Pyongyang untuk mengikuti langkah mereka. Di sisi lain, mereka juga menerbangkan selebaran propaganda untuk mengkritik Kim Jong Un.
Korea Utara empat merespon aksi itu dengan memutus komunikasi dengan Korea Selatan. Selain itu, Korea Utara juga meledakkan kantor unifikasi di Kaesong, dekat perbatasan. Meski begitu, akhir-akhir ini, kedua negara mencoba berkomunikasi lagi.
Mantan Deputi Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Yeo Suk-joo, menambahkan bahwa kebocoran data intelijen ke publik sudah pernah terjadi sebelumnya. Hal itu berlangsung di tahun 2008 ketika mendiang mantan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il, dikabarkan menderita stroke.
Kala itu, kata Suk-joo, data aktivitas Kim Jong Il bocor ke publik. Data yang bocor menunjukkan segala detil aktivitas harian Kim Jong Il dari bangun hingga tidur lagi. Hal itu secara tidak langsung menunjukkan betapa dekatnya intelijen Korea Selatan dengan Kim Jong Il.
"Hal itu menimbulkan lubang dalam jaringan informasi kami di Korea Utara yang kemudian harus kami bangun ulang. Saya harap hal yang terjadi menjadi pembelajaran," ujar Suk-joo.
ISTMAN MP | CNN
News Link:
https://edition.cnn.com/2020/10/05/asia/south-korea-north-korea-intelligence-intl-hnk/index.html