TEMPO.CO, Jakarta - Dua negara anggota NATO yaitu Yunani dan Turki bersepakat membentuk mekanisme komunikasi untuk menurunkan ketegangan keduanya terkait sengketa hak pengelolaan sumber daya migas di Laut Mediterania timur.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan mekanisme ini dibentuk untuk menghindari terjadinya bentrokan antara pasukan kedua negara.
Jerman memimpin upaya diplomasi luas terkait konflik ini. Para pemimpin Uni Eropa bakal berkumpul di Brussel untuk mendiskusikan cara menghindari eskalasi terkait eksplorasi migas di Laut Mediterania timur.
“Saya menyambut pembentukan mekanisme untuk menghindari konflik militer, yang tercapai lewat keterlibatan konstruktif Yunani dan Turki,” kata Stoltenberg seperti dilansir Reuters pada Kamis, 1 Oktober 2020.
Stoltenberg mengatakan mekanisme pengaman ini dapat membantu memberi ruang pada upaya diplomasi untuk menyelesaikan sengketa yang ada.
“Kami siap untuk mengembangkan mekanisme ini lebih lanjut,” kata Stoltenberg terkait mekanisme komunikasi antara Yunani dan Turki. Upaya ini berupa membentuk jalur komunikasi bersama antara dua pasukan militer yang berkonflik untuk menghindari eskalasi konflik. AS dan Rusia melakukan ini di Suriah.
Sumber