TEMPO.CO, Jakarta -Putra mahkota Kuwait, Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah resmi diangkat menjadi emir Kuwait setelah saudara tirinya, Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa kemarin.
Pengumuman kabinet ini diumumkan secara luas di stasiun televisi negara Kuwait. Di bawah konstitusi negara Teluk Arab ini, putra mahkota secara otomatis menjadi emir dan mengambil alih kekuasaan setelah disumpah di parlemen pada Rabu, 30 September 2020.
Baca Juga:
Sheikh Nawaf adalah putra keenam dari emir ke 10 dari Dinasti Al-Sabah, Sheikh Ahmad al-Jaber al-Sabah. Ia lahir pada 25 Juni 1937 dan dibesarkan di Istana Dasman.
Sheikh Nawaf menduduki jabatan pemerintahan pertamanya pada 21 Februari 1961 sebagai gubernur di Governorat Hawalli. Pada 19 Maret 1978 ia diangkat menjadi Menteri pertahanan, dan pada 26 Januari 1988 menjadi Menteri Pertahanan.
Setelah invasi Irak tahun 1990, Sheikh Nawaf menjabat sebagai Menteri Perburuhan dan Sosial. Antara tahun 1994 dan 2003, ia diangkat sebagai wakil kepala Pengawal Nasional.
Sheikh Nawaf berkontribusi dalam mendukung dan membangun integrasi keamanan di Dewan Kerjasama Teluk dan negara-negara Arab. Ia juga memberi ruang bagi kaum muda Kuwait untuk bergabung ke Kementerian Dalam Negeri.
Emir Kuwait Syeikh Sabah memuji Nawaf atas sikapnya yang adil, berprestasi, dan kompeten. Menurut Sabah, Nawaf memenuhi syarat untuk mendapatkan mandat Kovenan.
Dalam sidang khusus Majelis Nasional yang diadakan pada tanggal 20 Februari 2006. Dewan Menteri menyampaikan perintah kerajaan yang merekomendasikan Sheikh Nawaf untuk mandat Kovenan.
Usai pemungutan suara, Sheikh Nawaf memperoleh persetujuan untuk posisi dengan suara bulat dari para anggota. Pada hari itulah, dia dilantik menjadi putra mahkota pada tahun 2006 untuk menggantikan Syeikh Sabah.
REUTERS | FERDINAND ANDRE