TEMPO.CO, Jakarta - Pria asal Pakistan, yang melakukan penusukan terhadap dua orang dengan pisau pada pekan lalu di depan bekas kantor Charlie Hebdo, mengaku tidak tahu jika kantor majalah itu telah pindah.
“Dia mengaku ingin membakar kantor majalah itu,” kata Jean-Francois Ricard, jaksa penuntut di Paris, Prancis, seperti dilansir Reuters pada Selasa, 29 September 2020.
Pria ini membawa tiga botol cairan mudah terbakar yaitu paint thinner White Spirit. Selain itu, jaksa mengatakan pria ini membawa kartu identitas palsu.
Foto di paspor yang dibawanya di ponsel menunjukkan dia berusia 25 tahun bukan 18 tahun seperti diketahui sebelumnya.
Sebelumnya, polisi mengatakan Tersangka penusukan di dekat bekas kantor Charlie Hebdo mengaku mengincar karyawan majalah satir Prancis tersebut. Menurut seorang sumber di Kepolisian Prancis, tersangka mengira para karyawan Charlie Hebdo masih bekerja di kantor lama, tidak mengetahui bahwa redaksi sudah pindah sejak tragedi pembantaian di tahun 2015.
"Serangan itu bertepatan dengan dimulainya persidangan 14 terdakwa yang terlibat pembantaian di kantor Charlie Hebdo," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 26 September 2020.
Pelaku melakukan aksinya menggunakan golok dan pisau daging yang dibawanya. Adapun kedua korbannya, yang mengalami luka-luka serius, adalah karyawan rumah produksi yang sekarang menempati bekas kantor Charlie Hebdo.
Sumber