TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi Korea Selatan mengatakan telah mengonfirmasi pejabat bidang perikanan bernama Lee memang menyatakan keinginan membelot kepada tentara Korea Utara sebelum ditembak pada 22 September 2020.
Tim investigasi dari Penjaga Pantai mengatakan ini berdasarkan rekaman CCTV, informasi dari intelijen militer, dan catatan latar belakang pejabat Lee.
Ini membuat pasukan Korea Utara mengetahui sejumlah informasi pribadi detil dari pejabat Lee, yang dinyatakan hilang pada 21 September 2020 dan ditemukan meninggal tertembak di laut keesokan harinya.
“Kami telah mengonfirmasi pasukan Korea Utara mendapatkan informasi pribadi, yang hanya diketahui pejabat ini, termasuk nama, umur, kota kelahiran, dan tinggi. Pejabat yang hilang ini juga menyatakan keinginannya pergi ke Korea Utara,” Yoon Sung-hyun, kepala investigasi dan intelijen dari Satuan Penjaga Pantai seperti dilansir Reuters pada Selasa, 29 September 2020.
Yoon mengatakan soal kemungkinan Lee terpeleset dari kapal atau mencoba bunuh diri terbilang kecil. Ini karena dia memakai pelampung dan peralatan mengapung lainnya saat ditemukan sekitar 38 kilomter dari lokasi kejadian.
Yoon juga mengatakan pejabat Lee memiliki utang hingga 300 juta won atau sekitar Rp4,2 miliar. Namun, dia mengaku belum bisa memastikan apakah Lee melarikan diri karena utang ini.
Soal semua temuan ini, saudara lelaki dari pejabat Lee yaitu Lee Rae-jin, meragukannya. Dia menilai saudaranya itu mengalami kecelakaan karena dia merasa bangga dengan pekerjaannya. Apalagi, pejabat Lee baru mendapat kapal baru dan tidak membawa kartu identitas pemerintah Korea Selatan, yang memudahkannya membelot, saat kejadian.
Sumber