TEMPO.CO, Jakarta - Partai Buruh yang mengusung Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, kemungkinan bakal membutuhkan bantuan koalisi partai menurut survei opini publik pada Senin.
Ini karena survei menunjukkan proyeksi perolehan suara partai itu turun satu persen untuk pemilu, yang akan digelar pada Oktober 2020.
Dilansir dari Reuters, hasil survei dari lembaga 1News-Colmar Brunton menunjukkan partai pengusung Perdana Menteri, Jacinda Ardern, mendapat dukungan 47 persen untuk masa jabatan kedua. Angka itu turun satu persen sejak survei sebelumnya pada 22 September.
Ini berarti Partai Buruh kekurangan dua dari 61 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan mayoritas.
Elektabilitas Partai Hijau, yang paling memungkinkan untuk berkoalisi dengan Partai Buruh, justru naik 7 persen. Sehingga Partai Hijau kemungkinan mendapatkan delapan kursi.
Partai Buruh masih sangat diharapkan untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Survei lain yang dilakukan pada Ahad menunjukkan partai itu siap untuk mempertahankan kekuasaan.
Sedangkan Partai Nasional, yang merupakan partai oposisi, mengalami kenaikan suara dua persen elektabilitas menjadi 33%. Hal ini terjadi karena pemimpin konservatif, Judith Collins dipuji terkait hasil debat yang dilakukan pada pekan lalu.
Popularitas Ardern sebagai perdana menteri berikutnya masih stabil di 54%, sementara Collins naik menjadi 23%, atau naik 5 poin persentase dari survei terakhir.
Semua survei yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan kemenangan bakal diraih Partai Buruh, yang memerintah dalam koalisi dengan Partai Hijau dan Partai Selandia Baru Pertama.
Jacinda Ardern mendapat dukungan dari publik negaranya sendiri dan kekaguman global atas responnya terhadap serangan teroris pada tahun lalu oleh seorang supremasi kulit putih di dua masjid di negara itu, letusan gunung berapi yang fatal, dan keberhasilannya dalam mengatasi virus Corona atau Covid-19.
FERDINAND ANDRE | REUTERS