TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan akan mencoba menghentikan konflik Azerbaijan dan Armenia, yang terlibat perang sejak 1990an dan negara bekas anggota Uni Sovyet.
“Kami sangat memperhatikan soal ini,” kata Trump seperti dilansir Reuters pada Senin, 28 September 2020.
Trump melanjutkan,”Kami punya hubungan baik di area itu. Kami akan coba untuk menghentikannya.”
Bentrok yang terjadi sejak Ahad kemarin menewaskan 16 orang tentara dari kedua belah pihak dan sejumlah warga sipil.
Ini adalah konflik terpanas antara Armenia dan Azerbaijan sejak 2016, yang mengganggu stabilitas di kawasan Kaukasus Selatan. Kawasan ini merupakan jalur pipa yang membawa gas dan minyak ke pasar internasional.
Pemimpin Nagorno-Karabakh, yang menjadi rebutan kedua negara, menjelaskan 16 anggota pasukannya tewas dan lebih dari 100 orang terluka setelah pasukan Azerbaijan menghujani mereka dengan serangan udara dan artileri pada 27 September 2020.
Di pihak Azerbaijan, lima warga sipil tewas terbunuh akibat serangan Armenia. Kelimanya berasal dari satu keluarga.
Azerbaijan juga mengeklaim telah menguasai hingga enam desa di kawasan yang diperebutkan kedua negara bekas pecahan Uni Soviet itu. Namun Nagorno-Karabakh membantahnya meski setelah itu mengakui kehilangan beberapa kawasan dan membunuh sejumlah warga sipil di sana.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan/armenia-azerbaijan-clashes-kill-at-least-16-undermine-regional-stability-idUSKBN26I06E