TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Prancis Emmanuel Macron kemarin menuding para pemimpin Lebanon mengkhianati janji mereka atas kegagalan membentuk pemerintahan akibat krisis ekonomi dan politik berkepanjangan.
Dalam konferensi pers mengenai Lebanon, Macron mengatakan elit politik telah memutuskan untuk mengkhianati kewajiban mereka dan melakukan pengkhianatan bersama dengan menggagalkan pembentukan pemerintahan.
"Mereka telah memutuskan untuk mengkhianati komitmen mereka membentuk pemerintahan," kata Macron kepada sejumlah jurnalis.
Macron kemudian mengatakan, dia dipermalukan oleh para pemimpin Lebanon.
"Saya perhatikan pihak berwenang dan kekuatan politik Lebanon lebih memilih kepentingan partisan mereka dan kepentingan individu sehingga merugikan kepentingan umum negara," ujar Macron.
Baca Juga:
Macron juga menuding Hizbullah, organisasi bersenjata Syiah didukung Iran yang dianggap mengganjal proses pembentukan pemerintahan Lebanon.
"Hizbullah seharusnya tidak berpikir dirinya lebih berkuasa dibandingkan ini. Dia harus menunjukkan bahwa dia menghormati semua rakyat Lebanon. Dan beberapa hari terakhir dia jelas menunjukkan sebaliknya."
Macron yang sudah dua kali mengunjungi Lebanon setelah ledakan 2.750 ton amonium nitrat di pelabuhan Beirut 4 Agustus lalu, kembali mendesak agar warga Lebanon tidak membuang-buang waktu dalam membentuk pemerintahan.
Sabtu lalu, Perdana Menteri Lebanon Mustapha Adib mundur karena tidak dapat membentuk pemerintahan reformasi.