TEMPO.CO, Jakarta - Situasi di Nagorno-Karabakh memanas akibat konflik antara Armenia dan Azerbaijan. Keduanya saling klaim atas wilayah Nagorno-Karabakh yang masuk dalam kawasan Kaukasus Selatan, koridor pipa untuk mendistribusikan migas ke pasar global.
Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, kedua negara sudah saling serang di Nagorno Karabakh. Armenia menuduh Azerbaijan lebih dulu menyerang di Nagorno-Karabakh dengan helikopter dan drone. Sementara itu, Azerbaijan mengklaim Armenia yang lebih dulu menyerang sehingga mereka harus membalas sebelum ada korban.
"Kami meluncurkan serangan balasan untuk memukul balik aktivitas Armenia dan menjamin keselamatan warga kami," ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan, dalam keterangan persnya, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Ahad, 27 September 2020.
Perkembangan terakhir, Armenia sudah menerapkan hukum militer di Nagorno-Karabakh. Azerbaijan, di sisi lain, siaga dengan tank, artileri, misil, pesawat militer, dan juga drone. Salah satu helikopter Azerbaijan sempat ditembak jatuh, namun tidak ada korban.
Dalam sengketa klaim Nagorno-Karabakh, Armenia dan Azerbaijan sudah lama berkonflilk. Keduanya berperang sejak tahun 1990, memperebutkan Nagorno-Karabakh yang merupakan wilayah strategis untuk perdagangan minyak dunia. Uniknya, walaupun secara geografis Nagorno-Karabakh berada di dalam wilayah Azerbaijan, wilayah tersebut sudah lama ditinggali oleh etnis Armenia.
Tahun 1994, kedua kubu sepakat untuk gencatan senjata setalah ribuan meninggal dalam konflik keduanya. Namun, belakangan ini, keduanya sering saling tuduh soal serangan yang terjadi di Nagorno-karabakh. Puncaknya terjadi pada Ahad kemarin di mana kedua negara tidak lagi menahan serangan terhadap satu sama lain.
ISTMAN MP | REUTERS | AL JAZEERA
https://www.aljazeera.com/news/2020/9/27/heavy-fighting-erupts-in-disputed-nagorno-karabakh-region