TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Israel berupaya memperketat penerapan lockdown pada Jumat, 25 September 2020, seiring bertambahnya kasus baru harian Covid-19.
Namun, para pengritik menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mencoba menghambat aksi protes lewat demonstrasi soal cara pemerintahannya menangani pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi.
“Pemerintahan Netanyahu memutuskan memperketat lockdown tiga pekan yang diterapkan pada 18 September, yang memaksa warga Israel tinggal di rumah,dan menutup mayoritas bisnis,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 25 September 2020.
Pengetatan ini membuat kegiatan ibadah di ruang publik selama musim libur Yahudi juga terhambat.
Langkah ini juga membatasi kegiatan protes oleh warga hingga maksimal 1 kilometer dari rumah mereka.
Ini secara efektif menghentikan semua aksi demonstrasi, yang beberapa kali terjadi, di depan rumah PM Netanyahu.
Namun, parlemen gagal menyetujui kebijakan pemerintahan Netanyahu itu sebelum berakhirnya sesi terkait liburan Yom Kippur pada akhir pekan.
Ini artinya, aksi protes warga di depan kediaman resmi Netanyahu masih bisa berjalan. Parlemen akan kembali bersidang pada Selasa dan isu ini bisa kembali dibahas.
Sumber
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-israel-lockdown-pr/israel-tightens-second-wave-lockdown-as-pm-critics-argue-over-protest-curbs-idUSKCN26G1KV