TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas menangkap Menteri Kesehatan negara bagian Rio de Janeiro, Brasil, Edmar Santos, terkait dugaan korupsi pengadaan ventilator untuk pasien Covid-19.
Jaksa mengatakan ada tiga kontrak pengadaan ventilator untuk pasien Covid-19. Nilainya mencapai US$72,2 juta atau sekitar Rp1 triliun. Santos ditangkap pada Juli 2020.
“Santos mengakui terlibat dalam sejumlah skema ilegal untuk mencurangi tender publik,” begitu dilansir Reuters mengutip bocoran dokumen rahasia pengadilan pada Jumat, 25 September 2020.
Saat ini, menurut dokumen pengadilan itu, Santos mengaku bersedia bekerja sama dengan pengadilan sebagai saksi.
Korupsi yang terjadi dalam pengadaan ventilator Covid-19 membuat banyak pasien tidak bisa dirawat secara layak.
Dr Pedro Archer mengatakan dia harus membuat keputusan yang sangat sulit saat menyaksikan banyak pasien kesulitan bernapas dan butuh ventilator.
Namun, jumlah ventilator yang dibutuhkan tidak tersedia. Dia memutuskan pasien yang memiliki kesempatan sembuh kecil untuk tidak mendapatkan bantuan ventilator.
“Setiap jam shift seperti itu kondisinya,” kata Archer, yang berprofesi sebagai ahli bedah di sebuah rumah sakit di Rio de Janeiro, yang berpenduduk 6,7 juta orang.
Secara terpisah, hakim pengadilan federal memberhentikan sementara Gubernur Rio de Janeiro, Wilson Witzel, pada 28 Agustus 2020. Ini karena ada kekhawatiran dia akan mengintervensi investigasi terkait dugaan menerima suap dalam pengadaan ventilator Covid-19 ini. “Dia membantah terlibat dalam kasus ini,” begitu dilansir Reuters.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-brazil-corruption/the-ventilators-never-came-how-graft-hampered-brazils-covid-19-response-idUSKCN26G1EW