TEMPO.CO, Jakarta - Dua faksi terbesar Palestina, Fatah dan Hamas, telah sepakat untuk mengadakan pemilu pertama di Palestina setelah 15 tahun tidak ada. Dikutip dari Al Jazeera, pemungutan suara akan dijadwalkan dalam enam bulan ke depan. Adapun kesepakatan itu disetujui oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang mewakili Fatah dan kepala faksi Hamas, Ismail Haniya.
“Kami telah sepakat untuk terlebih dahulu mengadakan pemilihan legislatif, kemudian pemilihan Presiden Palestina, serta akhirnya dewan pusat Organisasi Pembebasan Palestina,” kata Jibril Rajoub, pejabat senior Fatah pada Kamis kemarin waktu setempat, 25 September 2020.
Saleh al-Arouri, seorang pejabat tinggi Hamas, mengatakan kesepakatan itu dicapai selama pertemuan yang diadakan di Turki. Pemicunya, kata al-Arouri, adalah kekhawatiran bahwa perpecahan antara Hamas dan Fatah telah merusak tujuan nasional Palestina selama ini sehingga perlu segera diakhiri.
Sebagai catatan, salah satu tujuan nasional Palestina adalah mengakhiri konflik wilayah kedaulatan dengan Israel. Palestina ingin menjadi negara merdeka berdasarkan perbatasan de facto sebelum perang 1967. Pada saat itu Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan menguasai bagian Yerusalem Timur.
Belakangan, upaya tersebut terganggu oleh normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab. Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan untuk memperbaiki hubungan dengan Israel yang disebut Palestina sebagai pengkhianatan. Dalam penjelasannya, Uni Emirat Arab berdalih Israel berjanji tidak akan mencaplok Tepi Barat apabila UEA menyetujui normalisasi.
Azzam al-Ahmad, anggota Komite Sentral Fatah, menekankan bahwa baik Yerusalem maupun Jalur Gaza yang terkepung tidak boleh dikecualikan dari pemilihan. “Tanpa Yerusalem, tidak ada pemilihan umum,” tambahnya.
Anggota Komisi Pusat Fatah, Hussein al-Sheikh, menyebut pembicaraan antara Hamas dan Fatah di Turki berlangsung ‘positif dan produktif’. Menurutnya hal itu akan menjadi langkah penting untuk rekonsiliasi di antara kedua faksi.
“Dialog itu merupakan langkah penting menuju rekonsiliasi dan kerjasama, serta menyatukan sikap Palestina untuk menolak semua rencana yang melawan perjuangan Palestina,” ujar Hussein al-Sheikh.
FERDINAND ANDRE | ALJAZEERA
https://www.aljazeera.com/news/2020/9/24/fatah-hamas-say-deal-reached-on-palestinian-elections