TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan Belarus menahan sejumlah demonstran dan menembakkan meriam air untuk membubarkan massa, yang berjumlah ribuan orang dan menolak pelantikan mendadak Alexander Lukashenko sebagai Presiden.
Lukashenko menjalani upacara pelantikan untuk periode keenam setelah berkuasa selama 26 tahun.
Baca Juga:
Pemilu Belarus, yang berlangsung pada 9 Agustus dimenangkan oleh Lukashenko namun ditolak kelompok oposisi dan negara Barat dengan alasan penuh kecurangan.
“Upacara pelantikan berlangsung mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 23 September 2020.
Kelompok oposisi, yang telah berdemonstrasi lebih enam pekan terakhir mengecam pelantikan mendadak Lukashenko ini.
“Pelantikannya yang dilakukan secara rahasia merupakan upaya pengambil-alihan kekuasaan,” kata Svetlana Tikhanouskaya, yang menjadi rival utama Lukashenko dalam pilpres kemarin.
Saat ini, Tikhanouskaya melarikan diri ke Lithuania setelah merasa mendapat tekanan dari rezim Lukashenko.
Dalam proses pelantikannya, seperti dilansir Reuters, Lukashenko terlihat meletakkan tangan kanan pada Konstitusi dan bersumpah. Ada beberapa ratus orang terlihat menghadiri pelantikannya.
Sumber: