TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim mengklaim dirinya mendapatkan dukungan mayoritas yang kuat untuk membentuk pemerintahan.
Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mengumumkan dukungan untuk menggulingkan PM Muhyiddin Yassin pada konferensi Rabu, mengklaim dirinya mendapat mayoritas suara untuk membentuk kabinet namun tidak mengungkapkan jumlah suara dukungan.
"Secara keseluruhan, kami memiliki mayoritas yang kuat.cKami tidak berbicara empat atau lima (mayoritas) kami berbicara lebih dari itu," kata Anwar dikutip dari The Star, 23 September 2020, yang mengklaim dirinya memiliki hampir dua pertiga dukungan di parlemen.
Anwar Ibrahim mengatakan dia meminta dukungan dari hampir dua pertiga dari 222 anggota parlemen, tanpa memberikan jumlah sebenarnya atau mengungkapkan siapa yang telah menjanjikan dukungan, meskipun dia menekankan bahwa mayoritas anggota parlemen yang mendukungnya adalah Muslim Melayu.
Anwar mengatakan sebelumnya hendak bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada Selasa, tetapi ditunda karena Raja sedang dirawat di National Heart Institute.
Namun belum pasti apakah Anwar dapat membentuk pemerintahan karena dia belum menerima persetujuan dari raja Malaysia. Sebaliknya, Raja Malaysia bisa menyerukan pemilihan segera atas usulan Muhyiddin untuk mengakhiri kebuntuan politik.
Muhyiddin sendiri memiliki mayoritas tipis di parlemen dan telah mengisyaratkan pemilihan umum untuk memenangkan mandat yang lebih kuat, Reuters melaporkan.
Jika Anwar Ibrahim mendapat jabatan perdana menteri Malaysia, maka ini akan menandai puncak dari perjuangan panjangnya selama 22 tahun, di mana ia menghabiskan hampir 10 tahun di penjara.
Muhyiddin Yassin tidak terduga menjadi perdana menteri Malaysia setelah pengunduran diri perdana menteri sebelumnya, Mahathir Mohamad.
Kantor Muhyiddin Yassin belum berkomentar terkait klaim Anwar Ibrahim.
Perwakilan partai Melayu terbesar Malaysia, termasuk Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai Islam PAS, dan partai Mahathir, juga belum menanggapi klaim Anwar Ibrahim.
Muhyiddin Yassin, menyapa pendukungnya sebelum upacara penobatannya sebagai Perdana Menteri Malaysia di rumahnya di Kuala Lumpur, Malaysia, 1 Malaysia 2020. REUTERS/Lim Huey Teng
Langkah Anwar Ibrahim selanjutnya adalah bertemu dengan raja, Sultan Abdullah. Raja memainkan peran yang sebagian besar bersifat seremonial di Malaysia tetapi dia dapat menunjuk seorang perdana menteri yang dalam pandangannya kemungkinan akan memimpin mayoritas di parlemen. Dia juga bisa membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan atas saran perdana menteri.
Muhyiddin berkuasa pada Maret setelah mengamankan mayoritas parlemen dengan dukungan UMNO, yang dikalahkan dalam pemilu 2018. Lawannya menuduhnya merebut kekuasaan dengan menggeser aliansi alih-alih mendapatkannya di kotak suara.
Anwar Ibrahim, 73 tahun, memiliki karier politik yang terjal. Dia awalnya seorang bintang politik Malaysia dan UMNO, namun dipenjara karena tuduhan sodomi dan korupsi setelah dipecat sebagai wakil perdana menteri oleh Mahathir pada tahun 1998.
Dia kembali dipenjara atas tuduhan sodomi pada 2015, ketika Najib Razak menjadi perdana menteri.
Dia dan pendukungnya menggambarkan semua tuduhan yang diajukan terhadapnya sebagai plot untuk menghancurkan karir politiknya.
Anwar Ibrahim diberikan pengampunan kerajaan pada 2018, sebagai bagian dari kesepakatan dengan Mahathir Mohamad untuk menggantikan jabatan perdana menteri, setelah keduanya membentuk aliansi untuk mengalahkan Najib Razak dalam pemilu Malaysia 2018.
Sumber:
https://www.thestar.com.my/news/nation/2020/09/23/anwar-ibrahim-claims-to-have-majority-support-to-be-pm
https://uk.reuters.com/article/uk-malaysia-politics-anwar/malaysia-opposition-leader-anwar-claims-formidable-majority-to-form-new-government-idUKKCN26E0KH?il=0