TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Boris Johnson meminta warga Inggris untuk mengikuti aturan pembatasan sosial yang baru di mana akan berlangsung selama enam bulan. Hal itu guna menghadapi gelombang kedua pandemi virus Corona yang tak terhindarkan.
Meski bertahan dengan keputusan tanpa lockdown, Boris Johnson tidak menutup kemungkinan tersebut. Apabila dengan kebijakan terbaru jumlah kasus juga tidak menurun, maka dirinya akan membuat kebijakan yang lebih represif.
“Kami berhak untuk mengerahkan tindakan pencegahan yang lebih kuat, dengan pembatasan yang lebih besar,” ujarnya di depan Parlemen Inggris, Selasa kemarin, 22 September 2020.
Diberitakan sebelumnya, situasi pandemi virus Corona di Inggris memburuk beberapa pekan terakhir. Per berita ini ditulis, tercatat ada lebih dari 400 ribu kasus dan 40 ribu kematian akibat pandemi virus Corona di Inggris. Pertambahan kasus harian nyaris mencapai 5000 pada 24 jam terakhir.
Situasi tersebut tak ayal mendesak Pemerintah Inggris untuk kembali mengetatkan pembatasan sosialnya. Padahal, belum lama sejak Boris Johnson memperbolehkan warga Inggris untuk kembali bekerja di kantor.
Berlaku mulai hari Kamis ini, Ia memerintahkan semua pub, bar, restoran, dan situs perhotelan lainnya untuk tutup pada pukul 10 malam. Sementara itu, untuk pekerja kantoran, diimbau keras untuk bekerja dari rumah saja.
“Kita harus mengambil tindakan sekarang. Dengan cara ini kita dapat membuat orang tetap bekerja, toko-toko dan sekolah masih tetap dibuka, dan kita dapat membuat negara kita terus maju di saat kita bekerja sama untuk menekan virus,” ujar Boris Johnson.
Untuk pelanggar pembatasan sosial virus Corona, Inggris menerapkan sanksi. Usaha yang melanggar aturan jarak sosial didenda hingga 10.000 pounds (Rp 188 juta) atau bahkan penutupan paksa. Sementara itu, individu dapat didenda 200 pounds (Rp 3,7 juta) karena tidak mengenakan masker saat diperlukan.
"Masker akan dibutuhkan di lebih banyak situasi, akan ada penegakan aturan yang lebih ketat, dan militer dapat dikerahkan untuk membantu pekerjaan polisi," kata Johnson.
Masih belum jelas apakah langkah-langkah tersebut cukup untuk mengekang gelombang kedua pandemi virus Corona di Inggris. Sebelumnya ilmuwan pemerintah memperingatkan bahwa jumlah kasus virus Corona di Inggris dapat mencapai 50.000 per hari pada pertengahan Oktober.
FERDINAND ANDRE | REUTERS
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain/covid-firepower-britain-imposes-six-month-curbs-against-second-wave-idUSKCN26D0LZ?il=0