TEMPO.CO, Jakarta - Surat beracun yang ditujukan kepada Donald Trump pekan lalu ternyata berisi makian kepada Presiden Amerika ke-45 tersebut. Berdasarkan berkas perkara yang dirilis oleh Pengadilan Federal Amerika di Buffalo, New York, surat tersebut berisi makian terhadap Donald Trump.
"Saya menciptakan nama baru untukmu: Si Badut Tiran Buruk Rupa. Aku harap kamu menyukainya. Kamu telah menghancurkan Amerika." ujar isi surat tersebut sebagaimana dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Rabu, 23 September 2020.
Tidak berhenti di situ, isi surat tersebut juga mengkuai adanya racun risin di dalam amplop. Racun itu disebut sebagai "hadiah spesial". Jika hadiah spesial itu tidak manjur, maka penulis surat berjanji akan mengirim racun yang lebih hebat lagi atau akan menggunakan pistol sekalian.
Sejauh ini, penulis surat beracun tersebut diduga kuat adalah Pascale Cecile Veronique Ferrier (53) yang berasal dari Quebec, Kanada. Ia ditangkap Kepolisian Amerika pada Ahad kemarin ketika mencoba menyebrang ke negeri Paman Sam dari Kanada. Ketika dirinya digeledah, kepolisian menemukan pistol dengan amunisi penuh serta sebuah pisau tajam.
Ferrier sendiri memiliki sejumlah rekam jejak pidana. Menurut keterangan Kepolisian New York, Ferrier sempat ditahan di Texas atas perkara pemalsuan dokumen dan kepemilikan senjata secara ilegal. Di luar itu, Ferrier dikenal aktif mengikuti protes pembangunan dinding perbatasan Amerika - Meksiko. Sebagaimana diketahui, dinding tersebut adalah ide Donald Trump.
Lebih lanjut, Ferrier tidak hanya dituduh mencoba meracuni Donald Trump. Berdasarkan berkas perkara, ia juga diduga mencoba meracuni enam orang di Texas dengan modus serupa. Hal itu mengacu pada bukti surat yang memiliki gaya bahasa sama dengan surat yang ditujukan kepada Donald Trump. Adapun keenam orang tersebut adalah sipir penjara tempat Ferrier sempat ditahan.
Hingga berita ini ditulis, proses investigasi atas Ferrier masih berlangsung. Pengadilan Federal telah memerintahka agar ia tetap ditahan untuk mempermudah proses investigasi.
ISTMAN MP | REUTERS