TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Federal Amerika, pada Selasa kemarin, memutuskan untuk tetap menahan perempuan terduga pengirim racun risin ke Presiden Amerika Donald Trump. Hal tersebut untuk mempermudah proses investigasi yang tengah dilakukan kepolisian atas kejahatan yang dituduhkan kepadanya.
Perempuan tersebut diketahui bernama Pascale Cecile Veronique Ferrier (53) yang berasal dari Quebec, Kanada. Ia ditangkap Kepolisian Amerika pada Ahad kemarin ketika mencoba menyebrang ke negeri Paman Sam dari Kanada. Ketika dirinya digeledah, kepolisian menemukan pistol dengan amunisi penuh serta sebuah pisau tajam.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 23 September 2020, Ferrier tidak hanya diduga mencoba meracuni Donald Trump. Dalam berkas perkara, Ferrier juga diduga mencoba meracuni enam orang di Texas dengan modus serupa. Keenam orang tersebut adalah sipir dari Penjara Hidalgo, Texas, di mana Ferrier sempat ditahan.
Adapun Ferrier memiliki rekam jejak yang membuat kepolisian yakin ialah yang mencoba meracuni Donald Trumo. Selain pernah ditahan karena memalsukan dokumen dan kepemilikan senjata secara ilegal, Ferrier juga aktif mengikuti protes pembangunan dinding perbatasan Amerika - Meksiko. Sebagaimana diketahui, dinding tersebut adalah ide Donald Trump.
Persidangan Ferrier pada hari Selasa lalu tidak hanya mengungkap identitas dan rekam jejaknya, tetapi juga isi surat racun yang dikirimkan ke Donald Trump. Dalam surat yang diamankan aparat pada hari Sabtu itu, penulis menyebut Donald Trump sebagai seorang badut.
"Saya menciptakan nama baru untukmu: Si Badut Tiran Buruk Rupa. Aku harap kamu menyukainya. Kamu telah menghancurkan Amerika." ujar penulis yang diduga adalah Ferrier.
Lebih lanjut, surat itu menyebut racun risin yang dikirimkan kepada Donald Trump sebagai hadiah istimewa. Dan, jika "hadiah istimewa" itu tidak manjur, maka penulis akan menyiapkan resep racun lainnya atau menggunakan senjata api.
ISTMAN MP | REUTERS