TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis Amerika-Rusia, Andre Vitchek, mendadak tewas ketika melakukan perjalanan ke Istanbul dari kota pesisir Laut Hitam Turki, Selasa, 22 September 2020. Oleh aparat setempat, kematiannya disebut sebagai "kematian yang mencurigakan".
Dilansir dari Anadolu Agency, Andre Vltchek dan istrinya, Indira Vltchek, sedang berpergian menggunakan mobil sebelum ia meninggal. Setibanya mereka di hotel, sekitar pukul 05.30, Andre Vitchek tak lagi sadarkan diri walau sudah dibangunkan beberapa kali. Belakangan, ketika tim medis datang menolong, baru ketahuan bahwa Vitchek sudah tewas.
Kantor Kepala Kejaksaan Istanbul segera meluncurkan penyelidikan atas kematian tersebut. Jenazahnya juga dibawa ke lab forensik untuk diperiksa, begitu pula mobil yang ia tumpangi juga ikut disita. Aparat mencurigai dia tidak tewas secara alamiah.
Menurut media setempat, Andre disebutkan lahir di Rusia dan menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi. Adapun dirinya berada di Turki sejak 12 September lalu untuk berlibur, salah satunya di Samsun.
Vitchek juga diketahui memiliki rekam jejak penyakit parah. Menurut istrinya kepada tim penyelidik, Vltchek mengalami kelumpuhan di satu kaki, diabetes, serta meminum dua jenis obat.
Di situsnya, Vltchek menggambarkan dirinya sebagai seorang novelis, filsuf, pembuat film, jurnalis investigasi, revolusioner, internasionalis, dan pengelana dunia. Misinya, melawan imperialisme barat yang berlaku di dunia. Sebagai jurnalis, dia meliput lusinan zona perang dan konflik. Beberapa di antaranya adalah Irak, Sri Lanka, Bosnia, Rwanda, dan Suriah, menurut situs pribadinya.
Vltchek menulis banyak buku, termasuk ‘On Western Terrorism: From Hiroshima to Drone Warfare’ dengan akademisi Noam Chomsky.
FERDINAND ANDRE | ABC NEWS