TEMPO.CO, Jakarta - Pria yang kehilangan papan selancar di Hawaii dua tahun silam terkejut ketika menemukan kembali papan selancarnya sejauh 8.000 kilometer.
Doug Falter, seorang fotografer dan peselancar yang tinggal di Hawaii, mengetahui papan selancarnya ditemukan di Filipina.
Falter kehilangan papannya di Waimea Bay, Oahu, Hawaii pada Februari 2018, menurut keterangan yang diunggah di halaman Facebook-nya.
"Saya benar-benar kesal karena saya bisa berselancar di atas ombak terbesar dalam hidup saya dengan papan selancar ini," tulisnya pada 17 Agustus, dikutip dari CNN, 22 September 2020.
Falter berharap nelayan lokal menemukan papan selancarnya atau mungkin terdampar di Kauai, yang merupakan lokasi tempat papan selancar biasanya terdampar.
Namun, Falter tidak pernah mengira papan selancarnya ditemukan di Filipina.
"Itu adalah 5.200 mil jauhnya!" tulis Falter, menjelaskan bahwa pemilik baru telah membelinya dari nelayan setempat untuk belajar berselancar, kemudian menghubungi akun Facebook pembuat papan selancar itu, Lyle Carson, yang berbasis di Hawaii.
"Sekarang saya senang mengetahui papan saya jatuh ke tangan seseorang yang ingin mempelajari olahraga (selancar)," kata Falter.
Pemilik baru papan selancarnya adalah Giovanne Branzuela, seorang guru sekolah dasar di Filipina selatan.
Falter mengirim pesan kepada Giovanne di Filipina, yang memberitahunya bahwa papan selancar ditemukan pada malam hari dan tersangkut di jaring ikan nelayan.
"Saya mengirim pesan kepadanya dan saya baru mengetahui bahwa papan selancar itu ditemukan pada malam hari oleh tetangganya yang merupakan seorang nelayan dan tersangkut pada jaring ikannya. Orang itu mengira itu adalah perahu, perahu yang tenggelam," kata Falter kepada KHON2.
Papan selancar kesayangan milik Doug Falter yang ditemukan nelayan Filipina setelah hilang saat berselancar di Hawaii.[Doug Falter, KHON2]
Giovanne menyadari betapa pentingnya papan selancar itu bagi Falter dan menawarkan untuk mengembalikannya kepadanya. "Kemudian dia juga mengundang saya untuk datang berkunjung," kata Falter, dikutip dari Inquirer.net.
Giovanne Branzuela membeli papan tersebut seharga US$ 40 (Rp 600 ribu) dari seorang nelayan setempat, yang menemukannya pada Agustus 2018, enam bulan setelah hilang.
Papan selancar itu telah dicat ulang dari biru pucat menjadi warna kekuningan selama pelayarannya melintasi Pasifik, tetapi nama Lyle Carson masih terlihat.
Branzuela menghubungi Carson, yang kemudian memberi tahu Falter tentang penemuan itu.
"Ternyata itu papan selancar dari Hawaii. Saya sendiri tidak percaya," kata Branzuela, 38 tahun. "Merupakan impian saya untuk belajar berselancar dan menunggangi ombak besar di sini."
"Untuk saat ini saya bisa menggunakan papan selancarnya. Saya katakan padanya saya akan merawatnya dengan baik," katanya.
Falter menulis di Facebook bahwa dia akan pergi mengunjungi Branzuela jika pembatasan perjalanan virus corona dicabut. Falter juga mengumpulkan uang untuk mengirim perlengkapan dan beberapa bahan bacaan kepada calon peselancar dari Filipina itu untuk membantu siswanya belajar bahasa Inggris.
Sumber:
https://edition.cnn.com/travel/article/surfboard-hawaii-found-philippines-scli-intl/index.html
https://usa.inquirer.net/58461/hawaii-surfer-loses-board-teacher-finds-it-2-years-later-in-ph
https://www.khon2.com/local-news/waimea-bay-to-the-philippines-how-a-lost-surfboards-worldwide-voyage-created-a-friendship-of-a-lifetime/