TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota kelompok Taliban mengganti busana tradisional mereka dengan seragam pasukan NATO untuk memeras pengguna kendaraanyang melintasi jalan di luar Kota Kandahar, Afganistan.
Jika pengguna jalan menolak membayar ‘uang lewat’ maka itu dapat berakibat kematian.
Secara keseluruhan, 456 tentara Inggris tewas saat berperang melawan pasukan Taliban untuk melindungi jalan raya ini. Namun, milisi itu kini kembali menguasainya.
Para anggota Taliban menggunakan perlengkapan dan pakaian NATO, yang bisa mereka curi atau beli. Ini termasuk Humvee lapis baja yang dicuri dari Angkatan Darat Afghanistan. Mereka juga menggunakan senapan serbu M-16 buatan Amerika.
Mereka mengganti sorban dengan topi semak tentara. Mereka juga memakai pelindung lutut yang ditinggalkan oleh pasukan asing dan dijual di pasar.
Topeng hitam dan bendera putih resmi Taliban menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari kelompok teroris. Mereka juga bersedia membunuh orang-orang yang menolak membayar korban.
Seorang pria berusia 35 yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan semua kendaraan yang lewat harus berhenti.
Penumpang mobil yang ketakutan dipaksa menyerahkan 5 poundsterling atau sekitar Rp 95 ribu. Sedangkan pengendara truk membayar 25 poundsterling atau sekitar Rp 471 ribu.
Pada 2001, tentara Inggris memasuki Afganistan untuk berkoalisi mencari pemimpin al-Qaeda. Rezim Taliban berakhir pada tahun yang sama, namun para pejuangnya melakukan perlawanan. Pada 2014, pasukan tempur Inggris akhirnya ditarik kembali.
FERDINAND ANDRE | MIRROR
https://www.mirror.co.uk/news/world-news/taliban-thugs-dress-western-forces-22713637