TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Madrid, Spanyol, Luis Martinez-Almeida, mengatakan tindakan pembatasan kegiatan publik atau lockdown Covid-19 di sejumlah area bukan bermaksud mendiskriminasi warga miskin kota.
“Tidak ada warga kelas satu dan dua. Kita harus bersama menghadapi momen ini,” kata Jose Luis lewat cuitan di Twitter seperti dilansir Reuters pada Senin, 21 September 2020.
Otoritas di Madrid, yang memiliki sepertiga kasus infeksi di Spanyol, mengatakan pembatasan kegiatan berlaku di sejumlah area yang memiliki tingkat paparan lebih dari seribu per 100 ribu penduduk.
“Otoritas membatasi akses ke taman, area publik, ruang pertemuan, hingga maksimal 6 orang,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 21 September 2020.
Pemerintah juga menutup tempat bisnis paling lama jam 10 malam.
Polisi juga akan mendirikan 60 titik pemeriksaan untuk memastikan aturan pembatasan ini berlaku. Namun, denda belum berlaku pada hari pertama penerapan.
Jumlah denda yang diterapkan berkisar 600-600 ribu euro atau sekitar Rp10 juta hingga Rp10 miliar. Pemerintah Madrid, Spanyol, juga akan menerbitkan sertifikat untuk warga yang harus meninggalkan daerah lockdown untuk bekerja.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-spain-protests/protesters-say-localised-lockdowns-in-madrid-discriminate-against-poor-idUSKCN26B0FH