TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina bakal kehilangan akses strategis berupa stasiun pelacakan satelit luar angkasa di Australia Barat.
Pemilik fasilitas mengatakan ini terjadi saat kontrak terkait stasiun ini habis.
“Keputusan ini akan memotong kemampuan Beijing mengembangkan eksplorasi luar angkasa dan navigasi di kawasan Pasifik,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 21 September 2020.
Pemilik fasilitas ini adalah perusahaan Swedish Space Corporation atau SSC. Kontrak menyebutkan Beijing mendapat akses ke antena satelit di stasiun bumi sejak 2011.
Lokasi stasiun ini berada di sebelah stasiun SSC Satellite, yang biasa digunakan oleh lembaga pemerintah AS seperti NASA.
Perusahaan Swedia, yang dimiliki pemerintah negara itu, mengatakan tidak akan memperpanjang kontrak dengan pelanggan Cina setelah kontrak saat ini habis. Namun, perusahaan tidak menyebut kapan kontrak akses antena satelit ini habis.
“Karena kompleksitas pasar Cina dan juga situasi geopolitik secara umum, SSC memutuskan untuk fokus pada pasar lain untuk beberapa tahun mendatang,” begitu dilansir manajemen SSC dalam email kepada Reuters.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-china-space-australia-exclusive/exclusive-china-to-lose-access-to-australian-space-tracking-station-idUSKCN26C0HM