TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penasihat medis top di Inggris memperingatkan bahwa negara mereka berada pada titik kritis pandemi COVID 19. Dan, hal tersebut akan diperburuk cuaca musim dingin menantang yang akan datang. Detil dari hal tersebut, kabarnya, akan diumumkan hari ini.
“Tren di Inggris bergerak menuju arah yang salah dan kami berada pada titik kritis dalam pandemi,” kata Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters.
Sejak dimulainya pandemi virus Corona di bulan Maret, lebih dari 40.000 orang di Inggris meninggal akibat virus yang menyebabkan pneumonia dan infeksi saluran pernafasan tersebut. Adapun per hari ini, tercatat ada 394 ribu kasus virus Corona di Inggris dengan penambahan sebanyak 3,899 dalam 24 jam terakhir.
Sesungguhnya, angka pertumbuhan kasus virus Corona di Inggris sempat melandai. Hal itu dikarenakan Inggris sempat menerapkan lockdown selama tiga bulan. Namun, begitu lockdown diakhiri dan pembatasan sosial dilonggarkan, angka kasus dan kematian perlahan-lahan naik lagi. Di sisi lain, pemerintah juga dikritik karena tidak melakukan pengujian virus Corona dengan maksimal.
Pekan lalu, PM Boris Johnson sudah menyatakan bahwa gelombang kedua virus Corona kemungkinan besar akan tiba di Inggris. Hal itu dipertegas pernyataan Menteri Kesehatan Matt Hancock yang menyatakan bahwa Inggris dalam titik kritis dan warga harus mengikuti aturan isolasi. Jika tidak, maka lockdown bisa diberlakukan lagi selain denda individu.
Hancock mengakui bahwa dilematis untuk menerapkan lockdown nasional yang baru. Sebab, Boris Johnson mengatakan bahwa tindakan tersebut memiliki konsekuensi besar bagi perekonomian negara. Namun, langkah tersebut tetap harus dipertimbangkan dan rencananya akan disinggung pada rapat penanganan pandemi virus Corona di London.
FERDINAND ANDRE | REUTERS