TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan Belarus terbilang loyal kepada Lukashenko, yang membuatnya bisa bertahan sebagai Presiden selama 26 tahun.
Lukashenko mengeklaim kemenangan 80 persen suara pada pemilu 9 Agustus meski kelompok oposisi menolak dan menyebutnya melakukan kecurangan.
“Pasukan keamanan Belarus telah menahan ribuan orang untuk menekan gelombang unjuk rasa dan pemogokan,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 20 September 2020.
Polisi kerap menggunakan penutup wajah berwarna hitam dan helmet anti-huru hara untuk mengaburkan wajah mereka.
Sejumlah demonstran, yang merasa kesal, mencoba mencopot masker dan helmet petugas agar bisa melihat wajahnya.
Pemerintah mengatakan 390 perempuan ditahan pada aksi demonstrasi pada Sabtu kemarin. Namun, mayoritas dari mereka telah dibebaskan.
Tindakan keras Lukashenko menangkapi pemrotes memicu Uni Eropa untuk memberi sanksi lagi kepada Lukashenko dan pemerintahannya.
UE juga berencana mengundang tokoh oposisi Svetlana Tikhanouskaya untuk menghadiri rapat tingkat menteri pada pekan depan. Rencana ini mendapat kecaman kemenlu Belarus, yang menyebutnya sebagai bentuk intervensi.
Sumber: