TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump berjanji akan ampuni (grasi) pendiri WikiLeaks, Julian Assange. Namun, ada syarat yang harus ia penuhi. Syarat tersebut, Assange harus mengungkapkan sumber yang membocorokan email Demokrat pada Pilpres Amerika 2016 lalu.
Hal tersebut diungkapkan oleh pengacara Assange, Jennifer Robinson, di Pengadilan London. Adapun tawaran tersebut, kata ia, disampaikan pada 2017 lalu. Tawaran disampaikan via pertemuan dengan mantan anggota Parlemen AS Dana Rohrabacher serta Charles Johnson.
"Rohrabacher yang menyampaikan tawaran tersebut. Sebagai gantinya, pengampunan (dari Donald Trump)...Win-win solution yang memungkinkan Assange untuk kembali melanjutkan hidupnya," ujar Robinson, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 18 September 2020.
Pada Pilpres Amerika 2016 lalu, WikeLeaks membocorkan sejumlah email yang berdampak pada kampanye capres Hillary Clinton. Beberapa di antaranya beriisi kebijakan-kebijakan Amerika di Timur Tengah mengingat Hillary Clinton adalah mantan Menteri Luar Negeri.
Hingga hari ini, Amerika masih menyakini sumber yang membocorkan email itu adalah Rusia. Caranya, dengan meretas email orang-orang di lingkaran Hillary Clinton. Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut. Donald Trump pun membantah dirinya berkongsi dengan Rusia untuk peretasan tersebut.
Baca Juga:
Assange sendiri, saat ini, tengah berupaya untuk tidak diekstradisi ke Amerika untuk diproses hukum. Ia diperkarakan, salah satunya, atas tuduhan berkonspirasi untuk meretas Pemerintah Amerika. Selain itu, ia juga diperkarakan karena melanggar Undang-undang terkait spionase karena membocorkan berbagai data sensitif via WikiLeaks sepanjang 2010-2011.
Belum diketahui apakah Assange akan menggunakan opsi yang digunakan oleh Donald Trump. Dikutip dari Reuters, apabila Assange menggunakan tawaran Donald Trump, Trump akan bisa menggunakan info yang didapat untuk kepentingan politiknya.
ISTMAN MP | REUTERS