TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat berharap bisa menggandeng Qatar sebagai sekutu utama non-NATO.
Status ini memberi keuntungan bagi negara asing seperti dalam urusan perdagangan senjata, kerja sama ekonomi.
“Kami akan melangkah maju, kami harap, dengan menunjuk Qatar sebagai sekutu non-NATO,” kata Timothy Lenderking, deputi asisten sekretaris untuk Urusan Teluk Arab, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 17 September 2020.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani, bertemu di Washington, Amerika Serikat, pada awal pekan ini.
Status Major no-NATO ally atau MNNA memberi akses kepada sebuah negara mitra untuk bisa mendapatkan peralatan militer dan teknologi AS.
Ini termasuk surplus material gratis, percepatan proses ekspor dan prioritas untuk pelatihan bersama.
Soal ini, pemerintah Qatar belum merespon permintaan konfirmasi dari Reuters.
Saat ini, ada 17 negara yang memiliki status MNNA. Ini termasuk negara teluk seperti Kuwait, dan Bahrain, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer Armada Kelima Angkatan Laut AS.
Sedangkan Qatar, negara ini menjadi tuan rumah untuk pangkalan militer terbesar aS di Timur Tengah. Saat ini, Qatar terlibat sengketa dengan pemerintah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir sejak 2017.
Amerika memiliki hubungan dekat dengan semua negara ini dan meminta mereka berdamai karena ada ancaman Iran.
Sumber: