TEMPO.CO, Jakarta -– Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, terbang ke Ibu Kota Minsk, Belarus, pada Rabu, 16 September 2020, dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Alexander Lukashenko.
Luskashenko mengatakan dia telah meminta Presiden Rusia, Valdimir Putin, untuk memasok Belarus dengan beberapa jenis senjata.
“Dia tidak merinci senjata mana yang dia minta dari Putin dan Kremlin,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 16 September 2020.
Belakangan, Kremlin membantah kabar bahwa Putin dan Lukashenko telah membahas pasokan senjata baru untuk Belarus.
Rusia telah lama menyalahkan Barat atas berbagai revolusi seperti Revolusi Mawar Georgia pada 2003, dan Revolusi Oranye pada 2003-2004 di Ukraina. Saat itu, Rusia mengatakan Barat mendukung para pengunjuk rasa.
Rusia dan Belarus saat ini sedang mengadakan latihan militer gabungan yang berlangsung hingga akhir September 2020. Lukashenko mengatakan, kedua negara harus merencanakan lebih banyak latihan sejenis.
Moskow adalah sekutu dekat Belarus yang melihat negara itu sebagai penyangga melawan pasukan NATO. Belarus juga merupakan koridor ekspor penting untuk minyak.
Secara terpisah, Menteri Keuangan, Anton Siluanov, mengatakan Rusia akan memberikan US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun untuk pinjaman tahap pertama kepada pemerintah Belarus pada akhir tahun ini.
Rusia akan memberikan pinjaman tahap berikutnya ke Belarus pada tahun depan. “Pinjaman itu dalam mata uang rubel Rusia dan dolar AS, akan membantu Belarus dan perusahaan negara memenuhi kewajiban utang mereka dan mendukung stabilitas keuangan,“ kata Siluanov, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Kamis, 17 September 2020.
Menyuarakan komentar pejabat intelijen Rusia, Lukashenko menuduh Amerika Serikat bermitra dengan Polandia, Lituania, Republik Ceko, dan Ukraina untuk menarget pemerintahannya. “Taktik pelaku menggunakan buku teks klasik AS terkait,” kata Lukashenko.
FARID NURHAKIM | REUTERS
Sumber: