TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok bersenjata di Palestina menembakkan beberapa roket dari wilayah Gaza ke wilayah daratan Israel. Roket itu ditembakkan pada Selasa, 15 September 2020, atau saat Bahrain dan Uni Emirat Arab menanda-tangani kesepakatan normalisasi hubungan Israel.
Prosesi penanda-tanganan itu dilakukan di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang mengklaim penembakkan roket-roket. Tembakan roket itu melukai dua orang. Gaza adalah wilayah di Palestina yang dikuasai oleh kelompok Hamas.
Seorang pria berfoto saat gedung balai kota dinyalakan dengan bendera nasional Uni Emirat Arab menyusul pengumuman kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab, di Tel Aviv, Israel 13 Agustus 2020. [REUTERS / Ammar Awad]
Palestina, yang masih berusaha meraih kemerdekaan untuk wilayah Tepi Barat dan Gaza, merasa telah dikhianati oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain setelah dua negara itu melakukan normalisasi hubungan Israel. Normalisasi hubungan Israel tersebut dimediasi oleh Amerika Serikat.
Sirene tanda peringatan mengaung-ngaung di kota-kota Ashkelon dan Ashdod persis saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan dua Menteri Luar Negeri dari Bahrain serta Uni Emirat Arab menggelar seremoni penanda-tanganan kesepakatan normalisasi hubungan Israel di Gedung Putih.
Layar televisi masyarakat di wilayah perbatasan Gaza-Israel memberikan peringatan otomatis saat roket-roket itu ditembakkan dari Gaza atau saat seremoni berlangsung. Di Balai Kota Tel Aviv lampu hias benderang dengan tulisan ‘perdamaian’ dalam bahasa Arab, hebrew dan Inggris.
Layanan ambulan di Israel Magen David Adom mengatakan tim medis sedang merawat dua laki-laki yang mengalami luka-luka akibat pecahan kaca di Kota Ashdod, di mana sebuah roket meledak di luar sebuah pusat perbelanjaan hingga membuat kaca-kaca pecah.
Juru bicara militer Israel mengatakan dua roket ditembakkan dari Gaza. Sistem anti-rudal Iron Dome menangkap sinyal satu dari dua roket tersebut.
Penanda-tanganan kesepakatan normalisasi hubungan Israel oleh dua negara Arab diprotes oleh masyarakat Palestina. Puluhan warga Palestina berkumpul di luar kantor PBB di Kota Gaza, untuk mengutuk kesepakatan itu.
“Palestina bukan untuk dijual,” demikian diteriakkan demonstran.
Di Tepi Barat atau persisnya di area Ramallah, sekelompok warga Palestina juga melakukan aksi protes di alun-alun Kota Ramallah. Dari beberapa spanduk tertulis ‘kesepakatan normalisasi hubungan Israel – Uni Emirat Arab adalah hadiah bagi negara yang menduduki wilayah negara lain dan itu adalah sikap menusuk dari belakang bagi Yerusalem dan Palestina’.
Sebelumnya pada 1979, Mesir menjadi negara Arab pertama yang melakukan normalisasi hubungan Israel. Pada 1994, Yordania menyusul langkah Mesir.