TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Bahrain dan Israel, untuk pertama kalinya, mengungkapkan ke publik bahwa mereka telah saling kontak. Hal tersebut menyusul kesepakatan normalisasi di antara dua negara yang tercipta pekan lalu dan akan diresmikan pekan ini.
Dikutip dari kantor berita Reuters, kontak antara Menhan Bahrain Abdulla bin Hassan Al-Nuaimi serta Menhan Israel Benny Gantz tersebut memang terkait normalisasi kedua negara. Keduanya ingin memastikan bahwa dari normalisasi yang ada akan tercipta stabilitas regional.
"Mereka berdiskusi soal pentingnya stabilitas regional dan apa yang bisa diharapkan dari kerjasama antar dua kementerian mereka," dilansir dari Reuters, Selasa, 15 September 2020.
Dari percakapan di antara keduanya, diketahui juga bahwa Benny Gantz telah mengundang Al-Nuaimi berkunjung ke Israel. Hal itu untuk melanjutkan dialog pertahanan yang telah mereka lakukan via telepon.
Belum diketahui apakah pembahasan antara kedua Menhan telah atau akan mengikutkan isu wilayah kedaulatan Palestina. Hal itu mengingat tidak sekali Benny Gantz memberikan perhatian terhadap Palestina. Palestina sendiri menentang normalisasi dengan Israel yang dirasa mengganggu upaya mereka melawan Israel.
Selain Kementerian Pertahanan, percakapan juga sudah dilakukan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Israel dengan Menteri Kooperasi Israel. Keduanya mendiskusikan rencana kerjasama di bidang perdagangan, industri, serta pariwisata.
Kerjasama di bidang perdagangan dan pariwisata memang salah satu jualan utama normalisasi dengan Israel. Sebagai contoh, Menteri Intelijen Israel Eli Cohen sempat mengatakan bahwa normalisasi dengan Uni Emirat Arab membuka potensi kerjasama perdagangan senilai US$4 miliar (Rp59 triliun) per tahun. Hal itu sudah menghitung perdagangan senjata juga.
ISTMAN MP | REUTERS