TEMPO.CO, Jakarta - Tim SAR, dilengkapi dengan anjing pelacak, kini dikerahkan di seluruh reruntuhan kota Oregon selatan pasca kebakaran hutan sepekan terakhir. Kebakaran yang melanda di Pesisir Barat Amerika Serikat telah menyebabkan kehancuran besar di beberapa negara bagian yang salah satunya adalah Oregon.
Setengah lusin kota-kota kecil dengan luas sekitar 1,6 juta hektar hangus terbakar gara-gara kebakaran yang ada. Jumlah korban jiwa, dilansir dari kantor berita Reuters, terus meningkat hingga melebihi 30 orang yang 10 di antaranya berada di Oregon. Mereka yang bertahan hidup, kebingungan karena tak lagi memiliki rumah untuk berteduh.
“Kami tahu semuanya sudah hilang,” kata Tracy Koa, dikutip dari Reuters, Ahad, 13 September 2020. Ia kembali ke lokasi rumahnya usai kebakaran berhasil dikendalikan. Rumahnya yang dulu ia tempati bersama suami dan anaknya sekarang hanya puing-puing dan abu.
Nasib serupa dialami Dane Valentine yang hidup di Clackamas County, Oregon. Dia tak lagi memiliki rumah usai kebakaran hebat selama sepekan terakhir.
Untuk membantu mereka yang kehilangan banyak hal, pusat donasi komunitas bermunculan di sekitar lokasi kebakaran selama akhir pekan. Di situ, para warga yang lebih beruntung membawa truk pick-up penuh dengan semangka dan bahan pokok untuk bertahan hidup.
Di tengah-tengah upaya bantuan tersebut, beberapa warga juga masih ada yang belum bisa menerima situasi yang terjadi. Mereka mencari-cari sosok yang bisa dikambinghitamkan atas kebakaran pekan lalu. Ada juga yang mencari juru selamat, mumpung Pilpres Amerika sudah di depan mata.
Hal itu, salah satunya, ditunjukkan seorang perempuan yang memegang papan "Trump 2020" di depan rumahnya. Ia menyakini Donald Trump akan menyelamatkan mereka yang menjadi korban. Adapun Donald Trump, pekan lalu, menyalahkan pemerintah setempat atas kebakaran yang terjadi, menyebutnya sebagai efek dari manajemen hutan yang buruk.
FERDINAND ANDRE | REUTERS