TEMPO.CO, Georgia – Sekelompok warga kulit hitam membeli lahan seluas sekitar 40 hektar di negara bagian Georgia, Amerika Serikat.
Mereka berharap lahan ini bisa menjadi tempat penampungan bagi warga kulit hitam yang membutuhkan bantuan.
“Selamat datang kebebasan,” kata Ashley Scott, agen real estate di lokasi lahan di Wilkinson, Georgia, Amerika Serikat, seperti dilansir CNN pada Sabtu, 12 September 2020.
Scott melanjutkan,”Saya berharap lokasi ini bakal menjadi tempat aman bagi orang berkulit warna, terutama keluarga kulit hitam.”
Scott bersama temannya seorang pengusaha bernama Renee Walters, awalnya tidak berencana membeli lahan luas.
Namun, keduanya mendapat visi bahwa lahan ini bisa menampung keluarga kulit hitam yang butuh tempat.
“Bisa membangun komunitas yang berkembang dan aman, yang ada pertanian dan bisnis komersilnya, dan saling dukung satu sama lain, dan uang dolar yang berputar di dalam komunitas ini adalah visi kami,” kata Scott.
Kerusuhan massal bernuansa rasial yang terjadi pasca tewasnya George Floyd saat ditangkap polisi kulit putih menjadi kekhawatiran bagi warga kulit hitam.
Insiden bernuansa rasial terus terjadi dengan tewasnya Breonna Taylor, seorang perawat kulit hitam di rumahnya saat digerebek polisi, dan penembakan pria kulit hitam Ahmaud Arbery saat sedang joging di Brunswick, Georgia, menjadi keprihatinan banyak pihak.
“Melihat orang-orang kami memprotes di jalanan. Isu ketidak-adilan bagi warga kulit hitam. Kita perlu menciptakan tempat dan lokasi untuk tumbuh sebagai desa, sebagai suku lagi,” kata Scott, yang menyebut pembelian lahan itu sebagai Freedom Georgia Initiative.
Scott dan temannya ingin meluncurkan inisiatif membangun kota yang didirikan oleh keluarga kulit hitam di Amerika. Dia mendapat ide setelah melihat ada kota kecil Toomsboro yang dijual sehingga membeli lahannya.
Sumber:
https://edition.cnn.com/2020/09/12/us/freedom-black-cooperative-toomsboro/index.html